Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anakku Jadi Komikus

14 Februari 2016   17:29 Diperbarui: 15 Februari 2016   15:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar Karya Naya, dok Pribadi"][/caption]Beberapa waktu belakangan ini, saya melihat anak saya, Naya  ada perubahan orientasi pemikiran. Saya melihat dunianya yakni dunia belajar dan bermain cenderung berubah.

Disamping belajar mata pelajaran yang diajarkan disekolah, Naya biasa rajin corat coret membuat cerita pengalaman waktu disekolah atau memainkan imaginasinya membuat karangan yang bisa dikatagorikan sebagai cerita fiksi, kadang lenggak lenggok bak pragawati memakai hijab kreasinya sendiri.

[caption caption="Ananda Naya, memakai hijab kreasinya"]

[/caption]

Tentu saja saya  sebagai orang tua, terus mendampingi agar proses pembentukan pola pikirnya tidak salah arah.

Bagi saya, anak adalah  penyejuk mata pelipur lara, anak juga sebagai hiasan duniawi sebagaimana diajarkan oleh konsep agama. Untuk merelisasikan dua hal itu, tentu harus melalui proses yang panjang dimulai dari bagaimana membimbing  ‘’dunianya’’ sesuai dengan pengharapan dan angan angan seorang anak .

Salah memberikan bimbingan dalam dunia anak itu, bisa jadi anak bukan lagi sebagai penyejuk  mata pelipur lara, apalagi menjadi hiasan kehidupan duniawi, yang terjadi malah anak akan menjadi sumber fitnah.

Pengharapan dan angan angan adalah salah satu bagian dari proses pembelajaran seorang anak, pada tahap tertentu, kadang berubah sesuai dengan situasi lingkungan. 

Demikian halnya dengan Naya, si kecil yang masih duduk IV SD ini, saya perhatikan sedang terjadi perubahan orientasi dalam mengejewantahkan angan angannya, Naya  kini malah senang menggambar dibanding menuliskan cerita pengalaman sebagaimana ia lakukan sebelumnya.

Meski menggambar masih melihat contoh, namun kelihatan ada bakat juga dibandingkan ayahnya. Gambar yang menurut saya detilnya rumit, mampu di goreskan dengan baik.

Kegemaran menggambarnya, setelah saya perhatikan, ternyata diterjemahkan juga dengan imaginasinya dengan merangkaikan sebuah cerita, Naya bikin komik ringkas.  Ya semoga anakku jadi komikus sekaligus penulis.

Inilah komik karya Naya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun