Mengurai benang yang sudah teramat kusut, memang tidaklah mudah, Jika tingkat kekusutannya sudah teramat tinggi, kemungkinan besarnya si empunya akan memotong benang itu, membuang yang kusut dan menyambungkan kembali dua potongan untuk disatukan kembali.
Barangkali itulah gambaran yang pas untuk melihat Partai Golkar saat ini. Persetruan dua kubu, ARB dan Agung Laksono dalam memegang tali kendali layang layang beringin berujung pada pemotongan benang yang kusut tadi.
Pemotongan benang kusut layang layang Beringin, bisa dilihat dari Hasil Rapimnas Partai Golkar kubu ARB yang memutuskan dua hal penting yakni Merapatnya Beringin ke Pemerintahan Jokowi dan Kesepakan Pelaksanaan Munaslub untuk menyelesaikan segala permasalah yang terjadi di tubuh Golkar.
Keputusan tentang Merapatnya Beringin ke Pemerintahan Jokowi, tentu membawa konsekwensi dan dampak politis antara pemerintah dengan  Golkar, namun hal itu tidak saya bahas disini, biarlah masalah ini di bahas oleh ahlinya seperti rekan kita Ninoy N Karundeng yang sudah teramat mahir menganalisis perpolitikan.
Saya akan melihat Keputusan yang kedua, yakni Peneyelenggaraan Munaslub.
Lepas dari bagaimana proses pengambilan keputusan tentang Munaslub, keputusan itu sudah mengikat, meski awalnya Agung Laksono menolak Munaslub, namun toh pada ahirnya ikut juga. Paling tidak itulah yang disampaikan Pak JK sebagaimana dilansir dibeberapa media on line Selasa 26/1/2015. Pak JK bilang ‘’ Ya Agung Laksono juga setuju (munaslub). Saya juga sudah ketemu bicara dan Agung setuju, sangat setuju, sudah bicara dengan saya setuju dengan proses ini’’.
Nah, tentu saja Agung Laksono mau tidak mau harus sepakat dengan Munaslub, sebab forum Munaslub – atau Munas— sebelumnya adalah yang diinginkan Agung sendiri, jika Agung tidak mau ikut Munaslub, maka akan keinggalan kereta, sebab saat ini situasi sudah berbalik dengan adanya keputusann yang  pertama tadi, artinya ARB saat ini sedang mendapat angin sejuk dari Pemerintahan Jokowi.
Kehadiran Menteri Hukum dan Ham Yasona Lauly dan Menko Polhukam Luhut Panjaitan pada saat pembukaan Rapimnas serta kehadiran Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly, Menko Polhukam Luhut Panjaitan pada acara Penutupan Rapimnas, merupakan sinyal yang sangat positif adanya pengakuan pemerintah terhadap Beringinnya ARB.
Konsekwensi adanya Munaslub ini tentunya akan memunculkan persaingan diantara dua kubu untuk saling berebut mengendalikan layang layang Beringin yang sedang ditiup angin kencang. Jikapun ARB dan AL tidak mau lagi mencalonkan diri, tidak serta merta keduanya akan diam.
Yang pasti, baik AL maupun ARB, akan memunculkan orang orangnya untuk merebut tapun pimpinan Partai Beringin. Pertanyaannya kemudian, siapa kira kira yang akan dimunculkan atau yang berkehendak dari masing masing kubu. Mari kita berhitung. Â
Dari kubu AL, disini ada Dev Laksono, tapi masih terlalu muda untuk memegang kendali Beringin, pengaruhnya secara nasional juga belum ada. Yang patut di perhitungkan adalah Agus Gumiwang, politisi senayan ini selalu merecoki, sikapnya di Parlemen saat ini, selalu jeruk makan jeruk. Saat Akom akan dilantik menjadi Ketua DPR, Aguslah diantaranya orang Golkar yang menolak. Sedangkan Yoris R, orang yang amat sangat berbeda haluan dengan ARB dan selalu menjadi corong AL, mungkin sedikit yang akan mendukung. Oleh karenanya, bisa jadi, kemungkin Agus Gumiwang lah yang akan di jagokan untuk bertarung dengan jago yang di munculkan kelompok ARB.