Mohon tunggu...
Kebijakan

ASGARD Serang Tikus Berdasi

1 Juni 2019   00:22 Diperbarui: 1 Juni 2019   00:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penduduk Asgard Serang Tikus Berdasi

            Sebagaimana yang telah kita ketahui Asgard adalah sebuah daerah kekuasaan salah satu tokoh film fiktif super hiro yang menduduki sebagai pangeran putra Odin yaitu Thor dalam hal ini apakah hubungannya dengan Korupsi (Tikus Berdasi)?

Banyak dari kita hanya bisa mengira-ngira dampak dari korupsi namun sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa korupsi adalah kekotoran dalam pembahasan yang tidak luput dari politik, dalam hal ini John Afcanady menuturkan bahwa: disaat politik kotor maka bersihkanlah dengan puisi dan sedangkan disaat politik bengkok maka luruskanlah dengan sastra. Kemudian pada persoalan tikus berdasi bahwasanya sikap serakah adalah kesalahan manusiawi yang mana hampir dari setiap dari kita mengetahui bahwa manusia tidak akan luput dari salah dan lupa,hal ini juga telah dijelaskan dalam HR. At Tirmidzi yang mana Hadist ini Hasan yaitu: Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya. Maka dari itu meski korupsi tidak dapat di hindari dalam berpolitik maka lebih baiknya untuk menimalisir keberadaan suap menyuap ataupun jenis korupsi lainnya pada pemerintahan dalam berpolitik. Seperti kita ketahui bahwa Negara ini adalah salah satu negara berkapasitas islam terbanyak di dunia, maka alangkah baiknya jika pemerintahan di Negara Indonesia ini menerapkan sebagaimana Rosulullah saw. Memimpin mekkah ataupun madinah dalam kebijaksanaan yang amat luar biasa.

Pada karya sebelumnya yang berjusdul "Al-Qur'an, Undang-undang dan Spiderman" telah di ungkapkan bahwa dalam berfikir pada era milenial ini seharusnya kita memiliki pola pikir yang terkandung dalam kata "Narsis" yaitu Nasionalis,Rasionalis dan Sistematis. Nasionalis dalam artian memiliki cinta tanah air yang amat besar dari hal yang terkecil (seperti halnya membuang sampah pada tempatnya) maupun dalam segi hal yang terbesar (seperti mengharumkan nama bangsa di kalangan Internasional) dimana dibutuhkannya pemikiran (Rasio) yang Sistematis.

Dan seperti kutipan John Afcanady diatas bahwasannya disaat Politik kotor kemudian kita bersihkan dengan puisi,yang mana Korupsi tumbuh dari hati yang kotor sedangkan pusi adalah suatu karya yang dibuat oleh penyair atau pujangga dalam keadaan hati yang bersih. Sedangkan dalam ungkapan bahwa disaat politik bengkok maka luruskan dengan sastra disini.Maka sastra memiliki peranan penting dimana keabstrabtrakannya mengundang konflik untuk berpandangan lurus hingga menimbukan argumen baru yang lebih rasional dan lebih bijaksana (dalam berpolitik). Namun apakah hanya seorang penyair,pujangga ataupun sarjana sastra yang mampu membersihkan dan meluruskan politik dengan karyanya? Ini adalah satu pandangan yang hanya merujuk pada Jurusan atau keahlian,yang mana pandangan ini Salah, maka siapakah yang berhak memilih dan menyatakan suara pada pertikaian dalam politik, tak dapat dipungkiri bahwa kata "Rakyat" lah yang harus mampu merubah negara ini hingga 10 tahun kedepan.

Saya baru saja menonton film Avenger andgame .tentu film ini tidak ada kaitannya dengan kajian Pendidikan anti korupsi.Tapi setelah menonton film itu pemikiran saya berhasil menciptakan sebuah argumen bahwa pada dasarnya manusia membutuhkan cerita ataupun kisah. Pada awalnya kita mengira bahwa manusia modern pada umumnya adalah sepenuhnya berfikir rasional dan tanpa kita sadari memandang remeh hal-hal yang bersifat sepele seperti halnya fiksi.Industri hiburan yang nilainya miliyaran sangat bertumpu pada dongeng itu.jutaan orang diseluruh dunia berbonddong bondong mengunjungi gedung teateruntuk menyimak dongeng-dongeng.Selama ini kita telah menyimak dongeng Hollywood yang sudah melagenda:Avengers,Superman, Spiderman dsb.

namun apakah hubungan antara sang lagenda tikus berdasi dengan penduduk Asgard?  Kembali pada pembahasan sastra sebagai pelurus politik yang mana sastra adalah sebuah karya dan film juga merupakan sebua karya. Pada pembahasan penduduk asgard adalah tempat fiksi di dalam buku komik dan film oleh terbitan Marvel yang merupakan tempat asal Thor sang dewa petir putra Odin. Dimana pada cerita tersebut disebutkan bahwa saudara tiri thor yaitu loki, menginginkan takhta Odin dengan menghalalkan segala cara untuk menjadi Raja meski harus menelan nyawa rakyatnya sendiri. Namun disaat kita melihat pada sudut pandang realita maka disaat sang penguasa mendapati takhta dengan cara kotor, akan banyak penduduk yang tidak rela bahkan bisa dikatakan memberontak pada ketidak adilan yang diterapkan oleh kepemerintahan negara, hingga timbullah perselisihan dan pemberontakan,maka tidak heran ketika saya mengambil tema "Penduduk asgard serang tikus berdasi". Karna yang menjadi sasaran titik tumpu kekotoran politik adalah para koruptor (tikus berdasi) yang merajalela sehingga bisa-bisa menyebabkan Masyarakat sendiri yang turun tangan menyerang ketidak adilan. Dan jikalaupun Asgard benar-benar ada Loki akan tetap mendapat serangan oleh penduduk Asgard atas keserakahannya sendiri dalam hal ini dapat dijadikan perumpamaan hingga mendapatkan amanah dari apa yang dapat kita pelajari bahwa tidak selamanya kita mampu belajar hanya pada Rasionalitas namun fiktif bahkan fiksi pun mampu menjadi referensi pengalaman rasionalitas hingga dapat diambilnya amanah dari kisah fiksi tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun