Selain itu kredit yang akan kita ambil hendaknya benar-benar diperuntukkan sebagai kebutuhan. Sedangkan kredit untuk barang lainnya semisal gadget, aneka produk elektronik hendaknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. Jangan membiasakan "besar pasak daripada tiang," artinya besar pengeluaran lebih tinggi dibandingkan pemasukan. hingga berdampak buruk pada macetnya pembayaran.
Budaya konsumtif harus disikapi dengan kontrol diri. Jangan hanya karena gengsi kemudian rela berhutang, sehingga yang terjadi gali lubang tutup lubang.
Menabung
Menabung sejatinya adalah bentuk kepercayaan kepada bank. Krisis 1997 semakin parah setelah terjadinya money rush karena ketidakpercayaan kepada bank. Jangan pernah khawatir untuk menabung di bank, sebab sudah ada Lembga Penjamin Simpanan yang akan menjamin tabungan nasabah ketika bank tersebut collapse.
Menabung juga bukan hanya menaruh uang di bank. Investasi juga merupakan menabung. Namun tetap, kita harus bijak dan cerdas dalam menentukan jenis investasi yang akan kita tanam. Jangan mudah terbujuk rayu akan jenis investasi yang menawarkan bunga tinggi di atas ketentuan yang ditetapkan BI. Jangan hanya tergiur keuntungan tinggi, tapi kemudan tertipu akhirnya menderita kerugian yang besar.
Melek Informasi dan Wawas Diri
Di era kemudahan dalam mengakses informasi, kita wajib hati-hati. Bersikap wawas diri terhadap hal-hal negatif dan informasi yang belum pasti kebenarannya Sebab hal yang sepele ini juga akan sangat berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan mencegah terjadinya krisis. Namun, wawas diri bukan berarti menjadi penakut dalam mengambil risiko. Berpikir, berhitung, dan bertanya atau melakukan riset-riset kecil adalah aktualisasi pengambilan risiko yang tepat.
Selain itu jangan pernah mudah untuk terprovokasi. Belum lama ini misalnya, ajakan untuk melakukan Rush Money. Menarik uang besar-besaran dari bank. Padahal gerakan Rush Money tentu bisa merusak perekonomian Indonesia. Bahkan bisa sampai membuat ekonomi menjadi lumpuh. Dampak paling parah dari Rush Money adalah terjadinya resesi. Ini lah yang dikhawatirkan, sebab bisa membuat sengsara sebagaimana krisis 1998. Sehingga melek informasi menjadi sangat diharuskan.
Kita juga wajib update informasi dari BI maupun pemerintah. Misalnya tentang kenaikan suku bunga kedepan. Dengan begitu kita akan mengetahui dan mempertimbangkan keputusan mengambil kredit serta kemampuan membayar cicilan hutang di masa mendatang. Selain itu, kita juga harus memiliki informasi kredit yang akan diambil seperti skema tagihan kartu kredit. Semua itu sangatlah penting, jika tidak, kita bisa rugi sendiri.
Oh iya, jangan lupa juga untuk menggunakan Rupiah di setiap transaksi yang kita lakukan. Baik jual beli maupun menabung di bank. Jangan takut dan malu untuk menukarkan ke Rupiah ketika kalian mereka memberi kalian uang asing.
Dengan melakukan lima hal sederhana tersebut kita sudah membantu menjaga stabilitas sistem keuangan. Sehingga Indonesia kita akan menjadi Indonesia yang lebih mandiri yang memiliki daya tahan terhadap goncangan serta tekanan ketidakpastian ekonomi global.
Berhentilah mengeluh tentang kenaikan harga. Karena pemerintah menaikkan harga, pastilah ada sebabnya. Yaitu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Tidak perlu melemparkan kesalahan ke Pemerintah, karena kita semualah yang bertanggung jawab atas kelangsungan negara ini kedepannya.