Kegembiraan ternyata bukan hanya dirasakan pelari, Mandiri Jogja Marathon juga mengangkat kegembiraan masyarakat. Dengan mengadakan lomba kebersihan desa dan program padat karya, masyarakat desa berlomba-lomba menjadi desa paling kreatif untuk mendapatkan hadiah Sapi Metal dan Kambing PE. Sehingga masyarakat benar-benar merasakan impact dari penyelenggaraan Mandiri Jogja Marathon ini.
Mandiri Jogja Marathon juga memberikan banyak efek domino. Konsep Mandiri Jogja Marathon yang mencoba mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya lokal ini otomatis juga memacu pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Yogyakarta dan sekitarnya. Inilah yang kemudian membuat ajang Mandiri Jogja Marathon ini berbeda dengan ajang lomba maraton lainnya. Lebih dari sekadar lomba!
Angkat Kuliner Tradisional dan Oleh-oleh Khas Yogyakarta
Partisipasi masyarakat lokal tak terhenti sampai di situ. Mandiri Jogja Marathon memang benar-benar berusaha mengusung pertumbuhan sektor pariwisata Yogyakarta. Mandiri Jogja Marathon juga menyediakan Race Village yang menyajikan kuliner tradisional dan oleh-oleh khas Yogyakarta.
Tak hanya dimanjakan pemandangan alam pedesaan yang uwuwuwu dan asri, serta situs-situs peninggalan sejarah yang benar-benar membuat eyegasm berkali-kali. Peserta Mandiri Jogja Marathon juga dimanjakan sajian berbagai kuliner tradisional khas Yogyakarta sesampainya di garis finish. Mulai dari Gudeg Yu Djum, Ayam Goreng Bu Tini, Sate Pak Pong, Soto Kadipiro Plus, dan Bakmi Jowo Mbah Gito. Belum lagi oleh-oleh khas Yogyakarta macam Bakpia Kukus Tugu Jogja, Hamzah Bayik, Pusat Oleh-oleh Djoe, Dowa, dan banyak lagi.
Pemandangan alam yang uwuwuwu, situs peninggalan sejarah yang bikin eyegasm berkali-kali, sajian seni kreatif khas lokal oleh warga yang ciamik, kuliner tradisional dan oleh-oleh khas Yogyakarta yang mantul, maka nikmat mana lagi yang kau dustakan duhai peserta Mandiri Jogja Marathon???
Mandiri Jogja Marathon Benar-benar Beda, Lebih dari Sekadar Lomba!
Pemandangan alam yang uwuwuwu sudah didapat. Situs peninggalan sejarah yang bikin eyegasm berkali-kali sudah dirasakan, sajian seni kreatif khas lokal oleh warga yang ciamik sudah dinikmati, kuliner tradisional dan oleh-oleh khas Yogyakarta yang mantul juga sudah. Sudah itu saja yang bikin nyesel? Masih belum! Ternyata masih ada lagi yang bikin saya nyesel.
Di luar berbagai keistimewaan yang bikin saya nyesel, gemes, dan iri tadi, ada satu hal lagi yang membuat Mandiri Jogja Marathon semakin unik dan makin berbeda dengan event maraton sejenis lainnya. Apa itu? Yaitu Medali buat peserta yang mampu menyelesaikan perlombaan hingga finish. Apa yang beda?
Mandiri Jogja Marathon memberikan medali dengan ornamen hiasan yang berbeda di setiap edisinya. Tahun 2017 medali dihiasi relief Candi Prambanan, sedangkan event tahun 2018 ornamen medali mengambil relief gunung merapi. Dan khusus pada 2019 kemarin, yang bikin saya tambah nyesel nih, finisher medal tahun ini berhias relief wayang Rama dan Shinta, dua tokoh tersebut dikombinasikan dengan relief Candi Prambanan, wididaw! Jelas bedanya!Â
Jadi bentuk medali Mandiri Jogja Marathon bukan hanya berbentuk keping lingkaran seperti biasanya, namun sangat unik sehingga bisa dijadikan koleksi bagi peserta. Benar-benar beda, benar-benar lebih dari sekedar lomba.