CT saat ini sudah menjadi literasi dan menjadi bagian Kurikulum Merdeka. Karena itu, Guru harusÂ
mampu mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran yang diajarkan, dengan harapan peserta
didik terbiasa menghadapi permasalahan dan menyelesaikan persoalan dengan menggunakan CT.Â
Mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran bukan berarti menjabarkan fondasi CT pada mataÂ
pelajaran tersebut, tetapi menularkan cara berpikir CT melalui cara guru memecahkan persoalan.
Apa itu CT? CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalamÂ
menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemrosesÂ
informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang dimaksud adalah manusia atau komputer.Â
Ada tiga hal utama yang terdapat pada definisi CT tersebut, yaitu persoalan, solusi yang efektif, efisien,Â
dan optimal, serta agen pemroses informasi.
CT tidak terbatas pada proses untuk menghasilkan cara penyelesaian yang dilakukan olehÂ
komputer tapi juga dapat diterapkan untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. CTÂ
berfokus pada cara berpikir dalam menemukan cara penyelesaian persoalan (problem solving) dalamÂ
kehidupan sehari-hari, baik dengan bantuan komputer maupun tanpa bantuan komputer.
Berikut adalah karakteristik dari CT:
CT berkaitan dengan konseptualisasi solusi, bukan pemrograman.
CT adalah cara berpikir seperti cara berpikir computer scientist, bukan untuk membuat manusiaÂ
berpikir seperti komputer karena cara berpikir manusia jauh lebih kompleks dari komputer yangÂ
diciptakan dan diprogram oleh manusia.
CT dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan untuk berbagai persoalan, bukan hanya orangorang
yang pekerjaannya berkaitan erat dengan komputer, atau persoalan-persoalan di bidangÂ
komputer saja.
CT berkaitan dengan ide, tidak terbatas pada artefak. CT tidak selalu berkaitan artefakÂ
perangkat lunak dan perangkat keras yang berperan pada kehidupan manusia. CT berkaitanÂ
dengan konsep komputasi yang digunakan untuk memecahkan persoalan, untuk mengelolaÂ
kehidupan kita sehari-hari, dan untuk berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
CT adalah keterampilan dasar, bukan hafalan. Hafalan berarti rutinitas mekanis. KeterampilanÂ
dasar adalah sesuatu yang perlu dikuasai agar seseorang dapat beradaptasi dalam masyarakatÂ
modern.
Mengapa CT itu Penting ? Perkembangan dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0Â
berdampak pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalahÂ
perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah menjadi lingkungan digital yang menggunakanÂ
Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat informasiÂ
menjadi lebih mudah untuk diperoleh oleh siswa. Proses pembelajaran menjadi lebih berpusat padaÂ
siswa, karena guru tidak lagi menjadi sumber informasi utama. Peran guru adalah sebagai fasilitatorÂ
dalam proses belajar siswa. Karena sudah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka bentuk pembelajaran yang sifatnya hanya ceramah, di mana siswa hanya sekedar menjadi pendengar,Â
sudah tidak relevan. Bentuk pembelajaran yang cocok untuk era ini adalah bentuk pembelajaran sepertiÂ
problem-based atau project-based learning. Karena CT adalah proses berpikir, maka CT akan sangatÂ
cocok untuk diintegrasikan ke dua bentuk pembelajaran ini. Pada topik-topik berikutnya kita akanÂ
mempelajari bagaimana CT cocok diintegrasikan dalam bentuk pembelajaran problem-based danÂ
project-based learning.
Dengan CT, Anda akan terbiasa berpikir sistematis dan menemukan solusi yang efektif, efisien, danÂ
optimal saat menghadapi persoalan sederhana maupun kompleks. Kemampuan memecahkan persoalanÂ
adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapanÂ
dengan persoalan dan perlu memutuskan solusi yang akan diambil dari berbagai solusi yang mungkinÂ
ada.
CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu dekomposisiÂ
(decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern recognition), dan abstraksiÂ
(abstraction).
Dekomposisi: Dekomposisi adalah pembagian persoalan ke dalam beberapa sub-persoalanÂ
yang lebih kecil.
Pengenalan pola: Pengenalan pola adalah pengamatan atau analisis terhadap berbagai kesamaanÂ
yang ada di antara persoalan-persoalan. Jika seseorang telah berkali-kali menyelesaikanÂ
persoalan, diharapkan dapat menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga polaÂ
dari solusi-solusi yang dirancang/diimplementasikan.
Abstraksi: Abstraksi adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatuÂ
persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint penyelesaian persoalan yang dapatÂ
digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sejenis.
Algoritma: Algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan.Â
Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap, efisien, dan tidak menyalahi batasanbatasan
dalam persoalan tersebut.Â
Dengan empat fondasi CT tersebut, kita dapat mengembangkan solusi-solusi dari persoalan. CTÂ
juga dapat diintegrasikan dengan berbagai konsep berpikir lainnya, misalnya design thinking, criticalÂ
thinking, system thinking, dan lain-lain, yang mungkin sebenarnya sudah pernah Anda praktikkanÂ
dalam kehidupan Anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H