Mohon tunggu...
Moch Ibrahim Saddam
Moch Ibrahim Saddam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo nama saya moch. ibrahim saddam saya adalah seorang mahasiswa tingakat 3 jurusan Ilmu komunikasi di salah satu universitas swasta di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ramadhan Teguh Imana (Mamah RR): Sinden Pria Besuara Emas

8 Desember 2024   20:24 Diperbarui: 8 Desember 2024   21:28 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Prinsip dan Motivasi

Ramadhan Teguh Imana tidak pernah melihat dirinya sebagai seorang pesaing bagi sinden-sinden wanita. Sebaliknya, ia justru memandang mereka sebagai rekan seperjuangan dalam melestarikan dan mempromosikan seni tradisional Sunda. Baginya, peran sinden, baik pria maupun wanita, adalah elemen penting dalam menjaga keberlanjutan budaya. Dalam setiap penampilannya, Ramadhan selalu menekankan bahwa seni adalah ruang untuk kolaborasi, bukan kompetisi. Ia percaya bahwa setiap seniman memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing yang dapat memperkaya seni tradisional Sunda secara keseluruhan.

Ramadhan melihat keberadaannya sebagai sinden pria bukan untuk bersaing, tetapi sebagai tambahan warna dalam dunia seni tradisional yang didominasi oleh sinden wanita. Ia memahami bahwa kehadirannya membawa daya tarik tersendiri, terutama karena sinden pria sangat jarang ditemukan. Namun, ia menolak untuk menjadikan hal itu sebagai alat untuk bersaing. Sebaliknya, ia lebih fokus pada bagaimana dirinya dapat terus meningkatkan kemampuan dan kualitas penampilannya agar seni yang ia bawakan bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat, baik tua maupun muda.

Baginya, seni tradisional Sunda adalah warisan yang harus dirawat dan dijaga dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, ia selalu berprinsip bahwa kunci untuk tetap eksis di dunia seni adalah meningkatkan kualitas diri secara konsisten. Ramadhan percaya bahwa dengan memberikan penampilan terbaik di setiap kesempatan, ia tidak hanya menjaga namanya tetap dikenal, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap seni tradisional. Ia memahami bahwa masyarakat memiliki ekspektasi tertentu terhadap seorang sinden, dan ia berusaha untuk memenuhi bahkan melampaui ekspektasi tersebut dengan terus belajar dan berlatih.

Ramadhan juga menekankan pentingnya keselarasan antara tradisi dan inovasi. Sebagai seorang seniman, ia selalu berupaya menghormati akar budaya Sunda yang ia bawakan, tetapi ia juga tidak ragu untuk bereksperimen dengan bentuk-bentuk baru yang tetap menjaga esensi tradisionalnya. Dengan cara ini, ia berharap seni Sunda dapat terus relevan dan menarik bagi generasi muda, sekaligus tetap dihargai oleh para pecinta seni tradisional. Ia percaya bahwa seni yang berkembang dengan baik adalah seni yang mampu menjembatani generasi, membawa nilai-nilai lama ke dalam konteks modern tanpa kehilangan makna aslinya.

Ramadhan menyampaikan pesan penting untuk generasi muda “jangan pernah malu melestarikan budaya Sunda”. Baginya, melestarikan budaya bukanlah tanda keterbelakangan, melainkan bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur. Dengan semangatnya, ia mengajak anak muda untuk turut menjaga seni tradisional Sunda agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. Perjalanan hidup Ramadhan adalah bukti bahwa cinta terhadap seni bisa tumbuh dari mana saja, bahkan tanpa latar belakang seniman dalam keluarga. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil menjadi salah satu sinden pria yang dikenal dan dihormati di dunia seni tradisional Sunda, membuktikan bahwa seni adalah jalan untuk merawat jati diri dan memperkuat budaya bangsa.

Melalui karyanya, Ramadhan tidak hanya melestarikan budaya Sunda, tetapi juga membuka jalan bagi orang lain yang ingin berkarya meskipun menghadapi berbagai tantangan. Ia adalah bukti bahwa seni adalah milik semua orang, tanpa memandang gender atau latar belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun