Mohon tunggu...
MOCHAMAD FAUZI RAMDANI
MOCHAMAD FAUZI RAMDANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter: Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Indonesia

20 November 2024   17:41 Diperbarui: 20 November 2024   18:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Abdul Muti menyalami siswi Indonesia (Instagram/abe_mukti) 

Di Indonesia, masalah pendidikan karakter masih menjadi PR bersama yang perlu diselesaikan. Masalah bahwa masih banyaknya kenakalan anak remaja seperti penyalahgunaan narkoba menjadi faktor penting perlunya penguatan pendidikan karakter di Indonesia. Berdasarkan data dari Kominfo 2021 menjelaskan bahwa penggunaan narkoba berada di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% berstatus sebagai pemakai. Dampak yang diberikan dari beberapa narkoba tersebut pemakai akan merasakan penurunan daya pikir, fungsi belajar yang mempengaruhi kinerja otak di kemudian harinya. Dampak langsung penyalahgunaan narkoba terhadap tubuh manusia antara lain berupa gangguan pada organ tubuh. Selain penyalahgunaan narkoba, ada berbagai macam masalah karakter anak seperti tindak kekerasan, tawuran, bullying yang perlu diperbaiki.

Pemerintah bersama penyelenggara pendidikan dan keluarga harus berupaya lebih optimal lagi untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur anak-anak muda sebagaimana dicita-citakan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan menerapkan pendidikan karakter yang tepat sejak dini maka akan berpengaruh pada terbangunnya generasi muda Indonesia yang memiliki keyakinan, moralitas, sikap dan sifat yang baik terhadap sesama dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Pendidikan Karakter

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) mengatur tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Proses untuk menanamkan nilai-nilai moral melibatkan tiga komponen utama, yaitu pengetahuan, kesadaran dan tindakan dalam mewujudkan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai tersebut tidak hanya diterapkan dalam hubungan dengan Tuhan, tetapi juga dengan diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan negara.

Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu. Namun, karena manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial dan budaya, perkembangan karakter individu hanya dapat terjadi dalam konteks lingkungan sosial dan budaya tersebut. Dengan kata lain, pengembangan karakter dan budaya harus dilakukan dalam proses pendidikan yang tidak terpisahkan dari masyarakat, budaya, dan bangsa tempat peserta didik berada.

Program Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Indonesia

1.Bangun Pagi

2. Beribadah

3. Berolahraga

4. Gemar Belajar

5. Makan Makanan Sehat dan Bergizi

6. Bermasyarakat 

7. Tidur Cepat

Di dalam teori belajar ada yang namanya teori behavioristik. Menurut teori ini proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Teori behavioristik mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.

Mulai Bulan Januari 2025, pemerintah melalui kebijakan Mendikdasmen Abdul Mu'ti akan meluncurkan program kebijakan pendidikan baru yang dinamakan Program Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Indonesia. Program ini terkait dengan pembangunan pendidikan karakter anak. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berusaha untuk membangun pendidikan sebagai institusi yang di dalamnya terjadi dua proses sosiologis dan integrasi nasional, yaitu pendidikan membentuk karakter bangsa dan integrasi generasi bangsa.

Mendikdasmen sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Muti menyatakan bahwa perlunya anak-anak muda yang kuat dalam religiusitas dan spiritualitas, sehingga anak-anak muda senantiasa mampu menghadapi tantangan di masa depan yang tidak semakin ringan, terutama kaitannya dengan persoalan dekadensi moral.

Agar penerapannya berjalan, institusi penyelenggara pendidikan utamanya perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan. Anggota keluarga di rumah juga perlu kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dan mengetahui program Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Indonesia yang digagas, karena muatan didalamnya tidak akan berjalan tanpa pengaruh lingkungan dan dorongan dari keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun