Mohon tunggu...
Cahya Sinda
Cahya Sinda Mohon Tunggu... -

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kelekatu yang Mencintai Lampu

10 Oktober 2017   06:05 Diperbarui: 10 Oktober 2017   06:41 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Terbelenggu kegelapan yang pekat

Pilihan, meski pilihan teramat banyak

Berbekal janji dari sang pati

Tiada langkah berkecil rasa

Di depan, lalu angan membara

Kebahagiaan yang mutlak

Maka dengan kekuatan penuh, bertaruh

Berbekal janji dari sang pati

Hal gila, dari manusia yang benar gila

Kelekatu yang mencintai lampu

Mengeringkan sayapnya, bergegas

Entah, tapi sungguh percaya

Malam setelah membuat langit menangis

Terasa lebih tenang dari biasanya

Lampu bersinar ikut tenang, membisu

Atau takut pada malam

Atau menaruh hati pada langit

Kelekatu tidak akan peduli

Entah, tapi sungguh percaya

Memulai penerbangan pertama

Takdir dan masa depan

Meski belum dapat mereka gapai

Penuh keyakinan melakukannya

Kata-kata itu, dari janji dan percaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun