Mohon tunggu...
Muhammad Syaiful Arif
Muhammad Syaiful Arif Mohon Tunggu... Editor - Maha Santri

Manusia Halu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kompilasi Konsep Teologi Wahyu dan Akal ala Abu al-Hasan al-Asy'ari

2 November 2020   15:10 Diperbarui: 2 November 2020   15:26 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Teologi atau yang biasa disebut ilmu agama adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Dalam Islam, teologi disebut dengan 'ilm al-tauhid 'ilm al-kalam, sebuah ajaran yang berpatokan pada agama. Teologi Islam juga dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu yang muncul pada zaman klasik. 

Dalam lingkup umat Islam sendiri memiliki ragam corak pemikiran, ada yang liberal atau rasional, dan ada pula yang bersifat tradisional. Pengertian teologi rasional di sini adalah pemikiran yang bersifat filosofis dan ilmiah, teologi ini mulai tumbuh di era pemikiran Islam klasik. Dalam konsep teologi ini menyatakan bahwa Tuhan mengatur alam sesuai dengan Sunnatullah, yaitu hukum ciptaan Tuhan.

Secara etimologi, kata teologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu theos dan logos. Theos dalam bahasa Yunani bermakna Tuhan, sedangkan logos bermakna ilmu, wacana atau kata. Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa teologi ialah suatu fan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan ketuhanan.

Mengutip dari HL Mencken, "Teologi adalah upaya untuk menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui dalam pengertian-pengertian dari mereka yang tidak patut mengetahuinya."

Sedangkan pengertian Teologi Islam atau Ilmu Kalam adalah ilmu yang tersusun secara sistematis membicarakan tentang persoalan ketuhanan dan alam semesta menurut perspektif Islam yang harus diimani, dan hal-hal lain yang terkait dengan ajaran Islam yang harus diamalkan, guna mendapatkan keselamatan hidup (dunia dan akhirat).

Sejarah mencatat awal kemunculan aliran dalam Islam terjadi pada zaman khilafah Islamiyah dan mengalami "suksesi" kepemimpinan dari Usman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib. Masa pemerintahan Ali merupakan era kekacauan dan awal perpecahan di kalangan umat Islam. Namun, bibit-bibit perpecahan mulai muncul pada akhir kekuasaan Usman. 

Pada masa pemerintahan khalifah keempat ini menjadi awal perpecahan di antara umat islam, perang pun terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan para penentangnya. Akibatnya, peristiwa tersebut menyebabkan goyahnya persatuan dan kesatuan umat.

Menurut catatan sejarah, ada dua perang besar yang terjadi pada masa itu, yaitu Perang Jamal (Perang Unta) yang terjadi antara faksi Ali dan Aisyah (istri nabi) yang ketika itu dibantu oleh Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah serta Perang Siffin antara faksi Ali melawan tentara Muawiyah bin Abu Sufyan yang merupakan Gubernur Damaskus.

Faktor terjadinya Perang Jamal disebabkan karena Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman. Sebenarnya Ali memilih menghindari peperangan dan ingin menyelesaikan secara damai. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Aisyah, Zubair, dan Talhah. Zubair dan Talhah terbunuh ketika perang berlangsung, sedangkan Aisyah menjadi tawanan yang kemudian dikirim kembali ke Madinah.

Bersamaan dengan peristiwa tersebut, maklumat-maklumat yang dikeluarkan oleh Ali semasa menjadi khalifah mengakibatkan timbulnya perlawanan dari Gubernur Damaskus yaitu Muawwiyah bin Abu Sufyan, ia mempunyai dukungan yang sempat mempunyai kedudukan di zaman pemerintahan Khalifah Usman, mereka merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.

Konflik yang terjadi antara faksi Ali dan para penentangnya mengakibatkan munculnya beberapa aliran keagamaan dalam Islam, seperti halnya Syiah, Khawarij, Murjiah, Muktazilah, Jabbariyah, Qadariyyah, Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Ahlu sunnah wal jama'ah. Munculnya aliran-aliran tersebut akibat percaturan politik yang terjadi, yaitu parameter perbedaan pandangan dalam masalah kepemimpinan dan kekuasaan (aspek sosial dan politik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun