Mohon tunggu...
Mochammad Jimly Azidiky
Mochammad Jimly Azidiky Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saya Berdamai dengan Diri Saya Sendiri

10 Oktober 2016   11:33 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Judul Buku                 : Sejenak Hening
  • Penulis                       : Adjie Silarus
  • Editor                         : Fachmy Casofa
  • Penerbit                    : Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai
  • Cetakan                     : Pertama, Solo
  • Tahun Terbit             : Agustus, 2013
  • Jumlah Halaman      : 310 halaman
  • ISBN                           : 978-602-9212-85-3

Buku “Sejenak Hening” ditulis oleh Adjie Silarus. Beliau bukan seorang motivator tetapi seorang lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada. Beliau berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan gelar cumlaude. Bank Mandiri pernah memberikan beliau kesempatan untuk menjadi Finalis Wirausaha Muda di tahun 2010. Beliau pernah mengidap penyakit HNP (Hernia Nukleus Pulposus), yaitu penyakit yang diakibatkan oleh adanya penonjolan bantalan di cakram antar ruas tulang belakang. Oleh karena itu, Adjie Silarus mulai belajar dan berlatih mindfulness untuk menyembuhkan penyakitnya. 

Peristiwa itulah yang menyebabkan munculnya buku “Sejenak Hening”. Beliau ingin membagi perjalanan hidupnya melalui buku “Sejenak Hening”. “Sejenak Hening” merupakan istilah yang beliau gunakan untuk menjelaskan mindfulness. Mindfulnesssecara ilmiah terbukti memberikan dampak positif di berbagai bidang, seperti mengontrol stres, mengontrol jiwa, mengurangi kecemasan, dan membantu mendapatkan kebahagiaan hidup. Dengan kata lain mindfulness adalah alat untuk menyelaraskan diri kita. 

Adjie Silarus telah menuliskan 3 buku, yaitu Sejenak Hening, Sadar Penuh Hadir Utuh, dan Sesaat Jeda: tulisan sederhana tentang hidup bahagia nan damai di era yang penuh keramaian. Semua buku yang ditulis oleh Adjie Silarus ini berisikan tentang kesadaran, yaitu kesadarn dalam menjalani hidup. Buku “Sejenak Hening” berbeda dengan buku motivasi yang biasa mengajak kita untuk menjadi sukses dan mewujudkan semua yang kita inginkan. Buku ini justru mengajak kita untuk hening sejenak, maksudnya adalah kita diminta untuk meninggalkan kesibukan dan keriuhan untuk berfokus pada masa kini. Buku ini tentang menjadi sadar dan hadir secara utuh di masa kini. Keunikan buku ini daripada buku motivasi yang lain adalah tujuannya. Buku ini bertujuan untuk membuat kita peduli dan bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Buku ini membuat kita peduli dengan diri kita sendiri bukan menyiksa diri kita sendiri dengan kesibukan di kehidupan diantara masyarakat kontemporer.

Buku “Sejenak Hening” ini terdiri dari 43 bab yang dibiarkan acak. Jadi, kita tidak harus membaca buku ini secara sistematis, seperti kita membaca buku motivasi yang lain. Setiap bab memiliki pembahasan yang berbeda-beda. Buku ini memiliki tagline,yaitu menjalani setiap hari dalam hidup dengan sadar, sederhana, dan bahagia. Jadi, buku ini juga bertujuan untuk mengubah kebiasaan buruk manusia yang cenderung mulai diperbudak oleh nafsu dan ambisinya untuk menggapai nikmat dunia yang fana. Buku ini membahas tentang kehidupan sang penulis dengan ilustrasi yang berbeda.

Buku ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan karena tidak ada buku karya manusia yang sempurna. Kelebian petama ada pada sampul buku ini. Buku ini memiliki warna sampul dominan abu-abu dan putih dengan gambar biji dandelionyang terbang bebas di udara terkena tiupan angin. Gambar ilustrasi tersebut dapat membuat sang pembaca merasakan kebebasan, sejuk, damai, dan tenang. Warna putih dan abu-abu terkesan kalem dan melambangkan keheningan. Kedua adalah Bahasa yang digunakan mudah dimengerati sehingga cocok untuk dibaca oleh remaja sampai dewasa. Ketiga, setiap bab pasti mengandung quotesyang mencerminkan pembahsan dari bab tersebut. Keempat, setiap bab memiliki gambar ilustrasi yang berbeda. 

Hal ini membuat sang pembaca mudah untuk mengambarkan suasana yang disuguhkan oleh penulis. Kelima adalah Beberapa kertas yang berwarna hijau dalam isi buku tersebut. Menurut saya warna hijau adalah warna yang melambangkan alam dan kehidupan. Jadi, warna hijau cocok sekali dengan buku ini yang menceritakan tentang kehidupan. Terakhir adalah terdapat bab yang berisikan sesi Tanya jawab dengan tokoh lain. Adjie Silarus melakukan sesi Tanya jawab kepa temannya sendiri mengenai kebahagiaan. Pertanyaan yang disuguhkan sangat sederhana dan mendasar, namun jawabannya tidak sesederhana pertanyaannya. Dari bab inilah kita bias mengambil inspirasi, sosuli, dan cara untuk menjadi bahagia. Selain memiliki kelebihan yang melimpah, buku ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti letak antara bab satu sengan yang lain tidak sistematis dan terdapat komentar dari beberapa pihak di selah-selah penghubung antar bab. Komentar tersebut membuat pembaca merasa bingung karena tidak sesuai dengan pembahaan pada bab tersebut.

Buku ini sangat baik dibaca oleh remaja hingga dewasa karena bahasa yang digunakan untuk menulis buku ini mudah dipahami. Buku ini berisikan tentang bagaimana menjadi sadar dan hadir secara utuh utuh dalam menjalani hidup. Maksudnya adalah kita harus menyelesaikan tugas atau pekerjaan kita dengan totalitas. Jadi, kita harus mengerjakan tugas atau pekerjaan kita satu-satu dengan totalitas tidak sekaligus.

Kutipan buku:

“Kita sering terlalu sibuk atau mungkin juga berpura-pura sibuk, sok sibuk supaya eksis, supaya diakui keberadaan kita, hingga kita melupakan apa yang sebenarnya kita lakukan dan bahkan tidak sanggup mengingat siapa diri kita sejatinya. Apalagi, kita pun sering lupa bahwa kita bernapas. Kita lupa menyapa orang-orang yang kita cinta dan menghargai kehadirannya hingga mereka sudah tiada. Bahkan saat tidak sibuk pun, kita bingung bagaimana caranya menemukan kebahagiaan dalam diri kita. Dan akhirnya kita malah menghabiskan waktu untuk melihat televise atau bermain dengan gadget tanpa kejelasan pasti yang kita anggap hal itu bisa melarikan diri dari diri kita sendiri.” (Adjie Silarus, Sejenak Hening)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun