Mohon tunggu...
Mochammad Jimly Azidiky
Mochammad Jimly Azidiky Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Rakyat Bali : "Asal-usul Selat Bali"

10 Februari 2016   20:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 11147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memberikan nasehat kepada Manik Angkeran, Naga Besukih pun membalikkan badannya untuk mengambil harta yang berada di dalam bumi. Pada saat Naga Besukih membenamkan kepalanya ke dalam bumi, Manik Angkeran pun melihat ekor Naga Besukih yang penuh dengan emas dan intan maka timbullah niat jahatnya untuk memotong ekor tersebut. Sesegera mungkin Manik Angkeran mengeluarkan keris yang ia bawa dan memotong ekor Naga Besukih dengan satu kali tebasan. Naga Besukih menggeliat dan segera membalikkan badannya. Namun Manik angkeran telah pergi menjauhinya. Naga Besukih pun pergi mencari Manik Angkeran ke segala pnjuru tetapi ia tidak menemukannya juga. Naga Besukih hanyalah menemukan bekas telapak kaki Manik Angkeran. Maka dari itu dengan kesaktiannya Naga Besukih membakar bekas telapak kaki Manik Angkeran. Meskipun Manik Angkeran telah jauh tetapi dengan kesaktian Naga besukih, Manik Angkean dapat merasakan panasnya api Naga Besukih. Sehingga Manik Angkeran terjatuh dan lama-kelamaan menjadi abu.

Di Jawa timur Sidi Mantra merasa gelisah. Ia cemas karena anaknya telah menghilang dan masih belum kembali ke rumah. Sidi Mantra juga kehilangan genta yang biasa ia gunakan untuk pemujaan. Tetapi Sidi Mantra mengetahui bahwa anaknya yang telah mengambil genta pemujaannya. Sidi Mantra merasa anaknya telah pergi ke Gunung Agung untuk meminta bantuan Naga Besukih. Maka dari itu Sidi mantra berangkat menuju Gunung Agung untuk mencari Manik Angkeran. Sesampainya Sidi Mantra di Gunung Agung, ia melihat Naga besukih yang berada di luar persembunyiannya. Bertanyalah Sidi Mantra kepada Sang Naga Besukih dimanakah anaknya berada. Naga Besukih pun menjawab bahwa Manik Angkeran telah menjadi abu dan sudah meninggal. Sidi Mantra memohon kepada Naga Besukih supaya anaknya dihidupkan lagi. Naga Besukih menyanggupi permohonan Sidi Mantra tetapi dengan satu syarat Sidi mantra harus mengembalikan ekor Naga Besuki seperti semula. Dengan kesaktiannya Sidi Manta pun mampu mengembalikan ekor Naga Besuki seperti semula. Setelah itu Naga Besukih menghidupkan kembali Manik Angkeran. Sebab hal itulah Manik Angkeran telah sadar dan meminta maaf kepada ayahnya serta ia berjanji tadak akan mengulangi perilaku buruknya lagi. Manik angkeran juga meminta maaf kepada Naga Besukih. Tidak lupa Sidi Mantra berterima kasih kepada Naga Besukih karena telah menghidupkan kembali Manik Angkeran. Meskipun Manik Angkran telah berubah, Sidi mantra menyuruh Manik Angkeran untuk tetap tinggal di sekitar Gunung Agung. Manik Angkeran pun menuruti perintah ayahnya itu. Kemudian Sidi Mantra pulang ke jawa Timur. Sesampainya di Tanah benteng, Sidi Mantra menorehkan tongkatnya ke tanah untuk membuat garis yang memisahkan dirinya dengan Manik Angkeran. Saat itu juga bekas torehan tongkatnya menjadi lebar dan bertambah luas sehingga air laut naik menggenanginya. Genangan air laut itu terus melebar dan lama-kelamaan menjadi sebuah selat. Selat tersebutlah yang sekarang ini diberi nama “SELAT BALI”, yaitu selat yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.

Analisis Nilai yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat

A.  Nilai Agama

Cerita rakyat "Asal Mula Selat Bali” memberikan nilai religi yang tinggi yaitu kita harus tetap bertawakal kepada Tuhan dan selalu beribadah agar kita melewati segala cobaan hidup. Bukannya manja dan mengeluh saja. Jahuilah perbuatan yang dilarang oleh agama seperti berjudi dan taruhan.

B.  Nilai Budaya

  • Gunung Agung adalah gunung yang keramat di pula bali karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
  • Terdapat adat dan aturan untuk mendaki Gunung Agung karena Gunung Agung dinilai suci.
  • Pantangan menaiki Gunung Agung bagi para perempuan yang mengalami menstruasi, atau membawa bekal daging sapi, atau lembu dalam bentuk apapun, sesuai yang diajarkan agama hindu.

C.  Nilai Moral

  • Janganlah engkau menjadi seraka dan tamak karena sifat tersebut dapat menjerumuskanmu kedalam kesuraman.
  • Patuhilah orang tuamu karena dia yang telah merawatmu dari kecil sampai dewasa.
  • Hindari bermain judi dan taruhan karena judi dan taruhan termasuk perbuatan yang tercela.
  • Bersikaplah hormat kepada sesama manusia.
  • Jangan terlalu memanjakan anak karena dapat membuat anak tidak mau berusaha dan menjadi seenaknya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun