Semenjak adanya wabah Covid-19, pemerintah mengetahui bahwasannya pembelajaran di rumah tidaklah seefektif pembelajaran dikelas. Hal ini melatar belakangi pencetusan program Merdeka Belajar Kampus Mengajar(MBKM), peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mendukung program MBKM ini, dengan disebarnya mahasiswa ke pelosok-pelosok desa diharapkan mampu membantu kualitas pendidikan yang merata.Â
Program ini sejenis dengan kegiatan KKN reguler pada umumnya, namun untuk waktu pelakasanaan pada program MBKM ini berlangsung selama 5 bulan, dimulai dari 1 bulan pertama yakni pembekalan dan bulan ke-2 hingga bulan ke-5 yaitu penerjunan langsung mahasiswa ke sekolah yang sudah di tentukan sebelumnya.Â
Karena penulis tidak mengikuti kegiatan reguler maka Universitas Pendidikan Indonesia mengganti KKN reguler menjadi KKN rekognisi, KKN rekognisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meninjau kembali aktivitas mahasiswa yang telah dilakukan sebelumnya, Dalam hal ini, Universitas Pendidikan Indonesia mengakui program MBKM yang dilakukan oleh mahasiswanya. Salah satunya adalah program Kampus Mengajar.
Di tengah situasi yang sulit dengan keterbatasan sarana dan prasarana, ada semangat yang terpancar untuk belajar dari para siswa dan siswi di SDN Saluyu yang terletak di Kp. Ciseke, Kab. Bandung, Jawa Barat.Â
Kedatangan para mahasiswa/i disambut dengan baik. Penulis dan teman-teman mahasiswa lainnya berkerja sama dengan guru untuk memberikan pendidikan yang efektif selama masa percobaan pembelajaran dikelas, setelah sekian lama pembelajaran dilakukan di rumah. Program-program kerja dibuat dan terbentuklah program individu pembelajaran bahasa Jerman dengan sebutan "Deutsch Lernen".
Program ini berjalan setelah kurang lebih 1 bulan penulis berada di SDN Saluyu. Pembelajaran bahasa Jerman ini di fokuskan pada  kelas 4,5 dan 6. Pembelajaran bahasa Jerman ini memang terbilang cukup sulit, terlebih terhadap siswa/i sekolah dasar khususnya di desa. Program ini dibuat  sesederhana mungkin dan semenarik mungkin tanpa menghilangkan unsur-unsur pembelajaran inti.Â
Belajar berkenalan dalam bahasa Jerman (sich vorstellen), kalimat sapaan dalam bahasa Jerman (begrüßen), belajar menyebutkan angka (nummer) menggunakan lagu membuat siswa/i SDN Saluyu tertarik.Â
Selain itu, sejarah dan letak geografis negara Jerman diajarkan. Setelah pembelajaran ini siswa/i SDN Saluyu dapat mengungkapkan sapaan dalam kegiatan sehari-hari, berkenalan dan menyebutkan angka dalam bahasa Jerman.
Selain belajar bahasa Jerman, dalam kegiatan sehari-hari kami sebagai tim kampus mengajar angkatan 3 mengajarkan berbagai materi pembelajaran sesuai arahan dari wali kelas. Seperti matematika, IPA, PJOK, Bahasa Indonesia dan lainnya. Kami juga membuat pojok literasi sebagai sarana untuk siswa/i SDN Saluyu untuk belajar membaca, karena ada beberapa siswa/i yang masih belum bisa membaca.
Dengan adanya program-program ini diharapkan siswa/i SDN Saluyu mempunyai wawasan yang luas dan mempunyai keinginan yang tinggi dalam menggapai cita-citanya. Kedepannya mampu mengharumkan nama baik orang tua, bangsa dan negara Indonesia di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H