Hitler menggunakan kekuatan dan teror untuk menekan siapa pun yang menentangnya. Dengan dukungan pasukan Gestapo (polisi rahasia Nazi) dan SS, ia membungkam dan memberantas oposisi politik, termasuk kelompok-kelompok sosialis, komunis, dan pemimpin agama yang menentangnya. Minoritas, terutama orang Yahudi, serta kelompok yang dianggap sebagai ancaman ideologis atau sosial, seperti Roma, Sinti, homoseksual, dan penyandang disabilitas, juga menjadi sasaran penganiayaan berat, puncaknya adalah Holocaust.
3. Kontrol Propaganda yang Intensif
Untuk mempertahankan kendali total, Hitler bekerja dengan Menteri Propaganda Joseph Goebbels untuk memonopoli informasi dan media. Media massa, seni, pendidikan, dan bahkan kurikulum sekolah dijadikan alat untuk menyebarkan ideologi Nazi dan mengukuhkan citra Hitler sebagai pemimpin yang kuat dan tak tergantikan. Rakyat Jerman hampir tidak memiliki akses terhadap informasi yang tidak diatur oleh Nazi, sehingga mereka dibombardir dengan ideologi Nazi secara terus-menerus.
4. Kultus Kepribadian
Gaya kepemimpinan totaliter Hitler menciptakan "kultus kepribadian" di mana ia dipuja sebagai "Fhrer" atau pemimpin yang dianggap tidak pernah salah. Dengan propaganda yang intensif, Hitler diangkat sebagai figur yang hampir ilahi, yang dikagumi, dipatuhi, dan dipercaya sepenuhnya oleh rakyat. Hal ini membantu memantapkan kendalinya, karena rakyat menjadi loyal tanpa syarat, dan menganggap Hitler sebagai penyelamat bangsa Jerman.
5. Indoktrinasi Generasi Muda
Hitler menggunakan organisasi seperti Hitler Youth dan League of German Girls untuk mengindoktrinasi generasi muda sejak dini, menanamkan ideologi Nazi dan ketaatan kepada pemimpin. Ini menciptakan generasi yang sepenuhnya loyal kepada Hitler dan siap untuk mempertahankan Nazi tanpa pertanyaan, sehingga memperkuat pemerintahan totaliternya untuk jangka panjang.
6. Kontrol terhadap Ekonomi dan Kehidupan Sosial
Kepemimpinan totaliter Hitler mencakup upaya untuk mengatur ekonomi dan kehidupan sosial. Semua sektor ekonomi diarahkan untuk mendukung tujuan Nazi, terutama untuk memperkuat militer. Dalam kehidupan sosial, Nazi memberlakukan kebijakan yang mendiskriminasi kelompok minoritas dan mempromosikan norma-norma yang selaras dengan ideologi Nazi. Dengan mengendalikan ekonomi dan kehidupan sosial, Hitler memastikan bahwa seluruh masyarakat bekerja untuk mendukung visinya.
7. Ekspansi Militer dan Perang Total
Sebagai pemimpin otoriter dan totaliter, Hitler menggunakan militer untuk memperluas wilayah Jerman dengan tujuan menciptakan "Lebensraum" (ruang hidup) bagi bangsa Arya. Invasi dan pendudukan militer di negara-negara tetangga adalah upayanya untuk memperkuat kekuasaan Nazi dan mewujudkan visi totaliter Jerman yang dominan di Eropa.