Mohon tunggu...
Mochammad Fahri Iqbal
Mochammad Fahri Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

17 Oktober 2024   15:11 Diperbarui: 17 Oktober 2024   15:26 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa itu Raden Mas Panji Sosrokartono ?

Raden Mas Panji Sosrokartono adalah seorang tokoh penting dalam sastra dan budaya Indonesia. Ia lahir pada tahun 1877 di Surakarta dan merupakan seorang sastrawan, penulis, dan budayawan yang dikenal karena karya-karyanya yang mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa serta pemikiran modern.

Sosrokartono aktif dalam dunia pendidikan dan pergerakan kebangkitan nasional. Ia berkontribusi dalam mengembangkan sastra Indonesia melalui berbagai karya, termasuk novel dan puisi, yang sering kali mengangkat tema sosial dan budaya. 

Selain itu, ia juga dikenal sebagai pendukung penting untuk pendidikan dan kesadaran sosial di kalangan masyarakat. Karyanya berpengaruh dalam membentuk pemikiran serta identitas budaya Indonesia pada masa itu.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

nilai-nilai filosofis ajaran Kejawen/Jawa, yang menggambarkan perjalanan empat tahap menuju manusia sempurna yang dikisahkan melalui kisah Werkudara (Bima). Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam istilah Islam dan Jawa:
1. Syariat (hukum),

2. Tarekat (jalan),

3. Hakikat (kebenaran),

4. Makrifat (ilmu).

 Dalam bahasa Jawa diterjemahkan sebagai Laku Raga (praktik fisik), Laku Budi (praktik moral), Laku Manah (praktik mental), dan Laku Rasa (praktik spiritual).
Menurut ajaran Mangkunegara IV dalam Wedhatama, keempat tahapan tersebut adalah Sembah Raga (pemujaan jasad), Sembah Cipta (pemujaan kreativitas), Sembah Jiwa (pemujaan jiwa), dan Sembah Rasa (pemujaan perasaan).

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Gambar tersebut menampilkan metafora terkait dua tokoh simbolik, kemungkinan besar berasal dari filsafat Jawa berdasarkan ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono (1877-1952).
1. Metafora: Mandor "Klungu" (biji pohon asem Jawa – biji asam jawa).
Mandor Bukan Pemilik: Metafora ini menjelaskan bahwa seorang "mandor" (pengawas) bukanlah pemilik tetapi harus menunjukkan kesetiaan kepada pemilik kehidupan yang sebenarnya (Tuhan atau "Tuan"). Mandor mengikuti perintah yang baik, memikul tanggung jawab, dan mengembalikannya kepada Tuhan.

 2. Metafora : Joko Pering
Joko: Melambangkan semangat muda, simbol kesucian.
Pering (Bambu): Bambu merupakan lambang kesejatian dan kehati-hatian (eling) yang tiada tandingannya, melambangkan persamaan harkat dan martabat manusia. Ungkapan “Pring padha pring, weruh padha weruh” mengisyaratkan bahwa bambu (atau manusia) pada hakikatnya setara, mengedepankan kesederhanaan dan keseimbangan, sebagaimana ditekankan dalam Pertapan Pringgodhani (tempat kontemplasi atau refleksi).


Metafora ini menyoroti nilai-nilai kesetiaan, kemurnian, kesetaraan, dan perhatian dalam ajaran spiritual Jawa.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Raden Mas Panji Sosrokartono memiliki beberapa sifat dan perilaku yang mencerminkan karakter dan kontribusinya sebagai tokoh budaya, antara lain:

  1. Kreatif dan Inovatif: Sosrokartono dikenal sebagai sastrawan yang mampu menggabungkan unsur-unsur budaya Jawa dengan pemikiran modern, menghasilkan karya-karya yang inovatif.

  2. Peduli Terhadap Pendidikan: Ia sangat mendukung pendidikan dan berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kemajuan.

  3. Patriotik: Sosrokartono memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, berkontribusi dalam pergerakan kebangkitan nasional untuk memajukan bangsa Indonesia.

  4. Sosial dan Empatik: Karya-karyanya sering kali mengangkat tema sosial, menunjukkan kepedulian terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

  5. Kritis dan Reflektif: Ia dikenal sebagai pemikir yang kritis, mampu menganalisis kondisi sosial dan budaya zamannya, serta menyampaikan pandangannya melalui tulisan.

  6. Ramah dan Terbuka: Sosrokartono memiliki sifat yang ramah, membuatnya mudah bergaul dan berinteraksi dengan berbagai kalangan.


Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Raden Mas Panji Sosrokartono adalah seorang tokoh penting dalam sejarah sastra dan budaya Indonesia. Berikut adalah beberapa poin mengenai identitasnya:

  1. Nama Lengkap: Raden Mas Panji Sosrokartono.
  2. Lahir: 1877, di Surakarta, Jawa Tengah.
  3. Keluarga: Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa.
  4. Pendidikan: Menerima pendidikan yang baik, baik dalam tradisi Jawa maupun pendidikan modern.
  5. Karir: Seorang sastrawan, penulis, dan budayawan yang aktif dalam pengembangan sastra Indonesia.
  6. Karya: Menulis berbagai bentuk sastra, termasuk novel, puisi, dan esai, yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya.
  7. Kontribusi: Terlibat dalam pergerakan kebangkitan nasional dan berupaya meningkatkan kesadaran pendidikan di masyarakat.
  8. Wafat: Meninggal pada tahun 1944.

Identitasnya sebagai sastrawan dan budayawan menjadikannya sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan budaya dan sastra Indonesia.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono tentang dialektika terang dan gelap (Cahaya dan Gelap) dan mengaitkannya dengan konsep spiritual dalam filsafat Jawa.
Konsep yang disorot meliputi:
1. Ngawula dhateng kawulaning Gusti lan memayu hayuning urip, tanpa pamrih, tanpa ajrih, jejeg mantep, mawi pasrah.
Frasa ini berarti melayani Tuhan tanpa motif egois, tanpa rasa takut, dengan ketabahan dan keyakinan, serta dengan penyerahan diri. Pesannya tentang pengabdian kepada Tuhan, meningkatkan indahnya hidup tanpa egoisme atau rasa takut, dan menjadi kuat sekaligus berserah diri kepada Tuhan. Metafora perlindungan menekankan bahwa Tuhan adalah perisai sekaligus pelindung.

 2. “Wosipun inggih punika ngupadosi padhang ing peteng, seneng ing sengsara tunggaling sewu yuta.”
Frasa ini berarti mencari terang dalam kegelapan, dan menemukan kegembiraan dalam penderitaan. Ini menyoroti pola pikir untuk mempertahankan sikap positif di tengah tantangan. Ajaran tersebut menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan bahkan dalam penderitaan, menggunakan kontras antara terang dan gelap sebagai cara untuk menyampaikan keseimbangan hidup antara suka dan duka.
 
Ayat-ayat ini mencerminkan filosofi spiritual mendalam yang menekankan pengabdian, ketahanan, dan menemukan kedamaian di tengah tantangan hidup.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Raden Mas Panji Sosrokartono memiliki cara dan gaya hidup yang mencerminkan kepribadian dan nilai-nilainya sebagai seorang sastrawan dan budayawan. Berikut adalah beberapa aspek dari cara dan gaya hidupnya:

  1. Kreativitas dan Produktivitas: Ia aktif menulis dan berkarya, menunjukkan dedikasinya terhadap sastra dan budaya. Karya-karyanya mencakup novel, puisi, dan esai yang mengangkat tema sosial dan budaya.

  2. Peduli Terhadap Pendidikan: Sosrokartono sangat menghargai pendidikan dan berupaya untuk memajukan pendidikan di masyarakat, baik melalui tulisan maupun melalui partisipasi dalam organisasi sosial.

  3. Keterlibatan Sosial: Ia terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendukung pergerakan kebangkitan nasional, menunjukkan semangat patriotisme dan kepedulian terhadap kemajuan bangsa.

  4. Kehidupan yang Sederhana: Sebagai tokoh yang berasal dari keluarga bangsawan, ia tetap menjunjung nilai-nilai kesederhanaan dan kearifan lokal.

  5. Interaksi dengan Berbagai Kalangan: Sosrokartono dikenal sebagai sosok yang ramah dan terbuka, membuatnya mudah bergaul dan menjalin hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk para intelektual dan aktivis.

  6. Penghargaan terhadap Budaya: Ia mencintai dan mempelajari budaya Jawa, seringkali mengintegrasikannya dalam karya-karyanya, serta berusaha melestarikannya.

Cara dan gaya hidup Raden Mas Panji Sosrokartono mencerminkan komitmennya terhadap sastra, pendidikan, dan kemajuan sosial, menjadikannya sebagai tokoh yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Mengapa bangsa atau manusia minimal punya 1 kebaikan menurut Raden Mas Panji Sosrokartono ?

Raden Mas Panji Sosrokartono berpendapat bahwa setiap bangsa atau manusia minimal memiliki satu kebaikan karena beberapa alasan berikut:

  1. Nilai Kemanusiaan: Ia percaya bahwa di dalam setiap individu terdapat potensi untuk berbuat baik, terlepas dari latar belakang atau pengalaman hidup.

  2. Kekuatan Moral: Kebaikan mencerminkan kekuatan moral dan karakter seseorang, yang menjadi dasar untuk membangun hubungan sosial yang positif.

  3. Pentingnya Kebaikan dalam Masyarakat: Kebaikan individu dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung.

  4. Harapan dan Optimisme: Dengan meyakini bahwa setiap orang memiliki kebaikan, terdapat harapan untuk perbaikan dan perubahan positif dalam diri individu dan masyarakat.

  5. Kearifan Lokal: Pandangan ini sejalan dengan kearifan lokal yang menekankan pentingnya nilai-nilai positif dalam budaya, seperti gotong royong dan saling membantu.

Dengan demikian, Sosrokartono menekankan bahwa kebaikan adalah bagian esensial dari kemanusiaan, dan penting untuk dikenali serta dikembangkan dalam setiap individu.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono dapat digambarkan melalui beberapa ciri khas berikut:

  1. Kepemimpinan Visioner: Ia memiliki visi yang jelas untuk kemajuan masyarakat, berupaya mendorong perubahan positif melalui pendidikan dan budaya.

  2. Inspiratif: Sosrokartono mampu menginspirasi orang lain melalui karya-karyanya dan pemikirannya, mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi diri.

  3. Kolaboratif: Ia aktif dalam berkolaborasi dengan berbagai kalangan, termasuk para intelektual dan aktivis, untuk mencapai tujuan bersama dalam pergerakan kebangkitan nasional.

  4. Empatik dan Peduli: Memperlihatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan kemanusiaan, ia sering mengangkat isu-isu penting dalam karyanya, mencerminkan sifat empatik.

  5. Kritis dan Reflektif: Sosrokartono tidak ragu untuk memberikan kritik terhadap keadaan sosial dan budaya, menunjukkan pemikiran yang reflektif dan analitis.

  6. Menghargai Tradisi: Ia mengintegrasikan nilai-nilai tradisional Jawa dalam kepemimpinannya, menjaga warisan budaya sambil mendorong pembaruan.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Bagaimana prinsip hidup pada masa kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono ?

Prinsip hidup pada masa kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono dapat digambarkan melalui beberapa aspek kunci berikut:

  1. Pendidikan sebagai Landasan: Sosrokartono menempatkan pendidikan sebagai prinsip utama untuk kemajuan individu dan masyarakat, mendorong generasi muda untuk belajar dan berinovasi.

  2. Penghargaan terhadap Budaya: Ia menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal, berusaha melestarikan dan mengembangkan tradisi Jawa dalam konteks modern.

  3. Kemanusiaan dan Empati: Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, ia menekankan pentingnya kebaikan dan solidaritas dalam kehidupan sosial.

  4. Kritis terhadap Ketidakadilan: Sosrokartono berani menyuarakan kritik terhadap ketidakadilan sosial dan politik, mendorong kesadaran masyarakat untuk berjuang demi hak dan keadilan.

  5. Kolaborasi dan Kerjasama: Ia percaya bahwa kemajuan dapat dicapai melalui kerja sama dan kolaborasi antarindividu dan kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

  6. Inovasi dan Pembaruan: Sosrokartono mendukung ide-ide baru dan pembaruan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan, sastra, dan budaya.

Prinsip-prinsip ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai pribadi Sosrokartono, tetapi juga menjadi landasan bagi perjuangan dan kontribusinya terhadap masyarakat dan bangsa.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono dapat direpresentasikan melalui beberapa karakteristik utama:

  1. Kearifan Lokal: Ia menonjolkan pentingnya budaya dan nilai-nilai lokal dalam setiap keputusan yang diambil, menciptakan rasa identitas dan kebanggaan di masyarakat.

  2. Visioner: Memiliki visi yang jelas untuk masa depan, Panji Sosrokartono menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengejar kemajuan.

  3. Partisipatif: Ia mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap pembangunan.

  4. Keteladanan: Dengan menunjukkan integritas dan dedikasi yang tinggi, ia menjadi panutan bagi masyarakat, memperkuat rasa kepercayaan dan hormat.

  5. Komunikatif: Menerapkan komunikasi terbuka, ia mendengarkan masukan dan aspirasi masyarakat, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis.

  6. Empati: Memiliki kepedulian yang mendalam terhadap masalah sosial, ia berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono adalah konsep yang menggambarkan empat pilar kepemimpinan dan nilai-nilai yang diusungnya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing pilar:

  1. Kepemimpinan (Pemimpin): Menggambarkan sosok pemimpin yang bijaksana dan mampu mengayomi masyarakat. Seorang pemimpin yang memberikan teladan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

  2. Keadilan (Keadilan Sosial): Mengedepankan prinsip keadilan dalam setiap tindakan. Hal ini mencakup perhatian terhadap kesetaraan dan kesejahteraan masyarakat, serta berjuang melawan ketidakadilan.

  3. Kemandirian (Mandiri): Mendorong masyarakat untuk mandiri dan berdaya saing. Ini mencakup pengembangan potensi lokal dan peningkatan keterampilan agar masyarakat dapat berdiri di atas kaki sendiri.

  4. Kebudayaan (Budaya): Menjaga dan melestarikan warisan budaya sebagai identitas masyarakat. Raden Mas Panji Sosrokartono menganggap budaya sebagai fondasi penting dalam membangun karakter dan jati diri bangsa.

Catur Murti ini mencerminkan pendekatan holistik dalam kepemimpinan yang mengintegrasikan aspek moral, sosial, ekonomi, dan budaya. Ini juga menjadi pedoman bagi pemimpin dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Metafor "ilmu kantong bolong" yang diusung oleh Raden Mas Panji Sosrokartono menggambarkan situasi di mana pengetahuan atau ilmu yang dimiliki seseorang tidak dapat dimanfaatkan atau disimpan dengan baik. Berikut adalah beberapa aspek penting dari metafor ini:

  1. Keterbatasan Diri: Ilmu yang diperoleh tanpa disertai usaha untuk mengimplementasikannya atau tanpa diimbangi dengan sikap yang baik akan sia-sia, seperti air yang mengalir keluar dari kantong yang bolong.

  2. Pentingnya Praktik: Menggambarkan bahwa pengetahuan harus diikuti dengan praktik. Hanya memiliki teori tanpa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tidak akan memberikan manfaat.

  3. Pembelajaran Berkelanjutan: Metafor ini juga mengajak kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Jika ilmu tidak di-update atau tidak dikelola dengan baik, maka ia akan hilang.

  4. Pentingnya Membagikan Ilmu: Seperti kantong yang bisa bocor, ilmu sebaiknya dibagikan kepada orang lain. Dengan berbagi, ilmu tersebut tidak hanya tersimpan dalam diri kita, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Hidup berkeutamaan Raden Mas Panji Sosrokartono mencerminkan komitmennya terhadap nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang diusungnya:

  1. Integritas: Menjalani kehidupan dengan jujur dan konsisten dalam tindakan serta perkataan, menciptakan kepercayaan di antara masyarakat.

  2. Keadilan: Mengedepankan keadilan dalam semua interaksi, memastikan bahwa setiap individu diperlakukan dengan adil dan setara.

  3. Kepedulian Sosial: Memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama, berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang kurang beruntung.

  4. Kemandirian: Mendorong individu untuk mandiri dan bertanggung jawab atas hidup mereka, serta berkontribusi pada kemajuan komunitas.

  5. Kebudayaan dan Tradisi: Menghargai dan melestarikan budaya lokal sebagai bagian penting dari identitas, serta menjadikannya landasan dalam pembangunan masyarakat.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Doa Eyang Sosrokartono, sebagai ungkapan keagungan Tuhan, mencerminkan pengakuan akan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Dalam konteks ini, doa tersebut menekankan beberapa aspek penting:

  1. Penghormatan: Menghormati Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta. Ini menunjukkan rasa syukur atas segala karunia yang diberikan.

  2. Permohonan Petunjuk: Memohon bimbingan dan petunjuk agar dapat menjalani hidup dengan baik, sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.

  3. Kepasrahan: Menunjukkan sikap tawakal, menerima takdir dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan selalu memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya.

  4. Kebersamaan: Meminta perlindungan dan keberkahan untuk seluruh umat, menekankan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

  5. Harapan untuk Kesejahteraan: Berdoa agar masyarakat diberi keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan, menciptakan lingkungan yang harmonis.

Doa ini menjadi refleksi dari keimanan yang dalam dan harapan akan kehidupan yang lebih baik, baik secara individu maupun kolektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun