Kebudayaan (Budaya): Menjaga dan melestarikan warisan budaya sebagai identitas masyarakat. Raden Mas Panji Sosrokartono menganggap budaya sebagai fondasi penting dalam membangun karakter dan jati diri bangsa.
Catur Murti ini mencerminkan pendekatan holistik dalam kepemimpinan yang mengintegrasikan aspek moral, sosial, ekonomi, dan budaya. Ini juga menjadi pedoman bagi pemimpin dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
Metafor "ilmu kantong bolong" yang diusung oleh Raden Mas Panji Sosrokartono menggambarkan situasi di mana pengetahuan atau ilmu yang dimiliki seseorang tidak dapat dimanfaatkan atau disimpan dengan baik. Berikut adalah beberapa aspek penting dari metafor ini:
Keterbatasan Diri: Ilmu yang diperoleh tanpa disertai usaha untuk mengimplementasikannya atau tanpa diimbangi dengan sikap yang baik akan sia-sia, seperti air yang mengalir keluar dari kantong yang bolong.
Pentingnya Praktik: Menggambarkan bahwa pengetahuan harus diikuti dengan praktik. Hanya memiliki teori tanpa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tidak akan memberikan manfaat.
Pembelajaran Berkelanjutan: Metafor ini juga mengajak kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Jika ilmu tidak di-update atau tidak dikelola dengan baik, maka ia akan hilang.
Pentingnya Membagikan Ilmu: Seperti kantong yang bisa bocor, ilmu sebaiknya dibagikan kepada orang lain. Dengan berbagi, ilmu tersebut tidak hanya tersimpan dalam diri kita, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.
Hidup berkeutamaan Raden Mas Panji Sosrokartono mencerminkan komitmennya terhadap nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang diusungnya: