Mohon tunggu...
MOCHAMMAD FADILLAH AKBAR
MOCHAMMAD FADILLAH AKBAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Terapi Okupasi dalam Meningkatkan Kemapuan Motorik Anak Autis

20 Juni 2024   17:47 Diperbarui: 20 Juni 2024   17:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak autis sering kali menghadapi permasalahan pada perkembangan motoriknya, baik pada motorik halus maupun motorik kasar. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari, berinteraksi sosial, dan berpartisipasi dalam lingkungannya. Terapi okupasi merupakan intervensi yang efektif untuk membantu anak autis mengatasi masalah terkait keterampilan motorik. 

Penelitian menunjukkan bahwa terapi okupasi yang berfokus pada gerakan dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar anak autis (American Journal of Occupational Therapy, 2015). Melalui pendekatan pengobatan yang komprehensif, anak autis dapat menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek keterampilan motoriknya. Aktivitas motorik halus Salah satu bidang fokus utama  terapi okupasi adalah pengembangan keterampilan motorik halus.

Kegiatan yang biasa digunakan untuk melatih motorik halus pada anak autis antara lain:

1. Perakitan puzzle: Kegiatan ini membantu melatih koordinasi tangan-mata dan kontrol jari yang penting untuk  motorik halus (Educational Therapy in Pediatrics, 2018).Terapis okupasi dapat memulai dengan teka-teki sederhana dan secara bertahap meningkatkan tingkat kesulitannya.

 2. Penggunaan alat tulis (pensil, krayon, spidol): Kegiatan menulis, menggambar, dan mewarnai dapat meningkatkan genggaman dan penguasaan alat tulis pada anak autis (Journal of Occupational Therapy American Industry, 2013). Terapis dapat memberikan bantuan dan saran berdasarkan kebutuhan masing-masing anak.

 3. Aktivitas dengan manik-manik dan tali: Merangkai manik-manik dan  tali membantu melatih koordinasi tangan-mata dan  motorik halus yang penting dalam aktivitas sehari-hari (Occupational Therapy International, 2017). Terapis dapat menyesuaikan ukuran, bentuk, dan kompleksitas aktivitas berdasarkan kemampuan anak.

Aktivitas motorik kasar Selain  motorik halus, terapi okupasi juga berfokus pada pengembangan motorik kasar pada anak autis. Kegiatan yang biasa digunakan untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar antara lain:

1. Berlari, melompat, dan bermain bola: Aktivitas fisik yang melibatkan gerakan besar seperti berlari, melompat, dan bermain Bola dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar (Fisik Anak). Terapis dapat merancang kegiatan yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan anak.

2. Bermain bola: Aktivitas sederhana seperti menangkap, melempar, dan menendang bola dapat melatih koordinasi, keseimbangan, dan proses sensorik pada anak autis (Autism, 2019). Terapis dapat menggunakan balon sebagai cara untuk memotivasi anak dan meningkatkan partisipasi mereka dalam aktivitas.

Pendekatan komprehensif Selain aktivitas motorik halus dan motorik kasar, terapis okupasi juga menggunakan cara lain untuk melatih keterampilan motorik anak autis seperti:

1. Mainan Permainan plastik/lilin: Kegiatan Permainan lilin/mainan adonan melatih keterampilan motorik halus khususnya pengendalian dan koordinasi jari (Journal of Occupational Therapy, Schools & Early Intervention, 2014).

2. Sandbox: Aktivitas bermain dengan pasir di dalam kotak dapat merangsang dan mengintegrasikan masukan sensorik, sehingga berdampak pada perkembangan motorik anak (American Journal of Occupational Therapy, 2012).

Dengan menggunakan pendekatan terapi okupasi yang komprehensif, anak-anak autis dapat menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek keterampilan motorik mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemandirian mereka dalam aktivitas sehari-hari, namun juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan mereka di  rumah, sekolah, dan masyarakat.

~Moch. Fadillah Akbar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun