Mohon tunggu...
Mochammad AdhitiyaPerdana
Mochammad AdhitiyaPerdana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Geografi FISIP ULM

Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Valuasi Ekonomi WTP di Daerah Sultan Adam Banjarbaru

30 Desember 2023   11:25 Diperbarui: 30 Desember 2023   11:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan hasil hutan yang langka Daya jual adalah salah satu bagiannya. Manfaat langsung dari sumber daya hutan. kecuali Seharusnya hasil hutan tersebut bersifat non-komersial Itu dilakukan dengan hati-hati karena benda-benda itu Ini tidak tersedia di pasar. Jenis hasil hutan Berkaitan erat dengan keanekaragaman komponen ekologi hutan. Perbedaannya sulit untuk dipahami. Karena sifatnya yang kompleks.

Beberapa bagian Cukup sekian dari Taman Hutan Raya Sultan Adam. Ada banyak interaksi manusia. Di ekosistem hutan. Hutan Sebagian besar terbuka Bertani, bertani dan merumput Ternak. Sebab, itu merupakan kawasan hutan yang rusak Hubungan manusia mempengaruhi proses tersebut Dinamika ekosistem hutan ini. Interaksi Manusia Dalam ekosistem yang menciptakan spesies invasif Hal ini meningkatkan jumlah penduduk asli. Daerah penelitiannya adalah tanaman penutup tanah Ditempati oleh semak-semak tua, mis.

Bangkal Gunung, Medang, Kayu Kakang, Binuang Beanie (Octomeles sumatrana) dan jenisnya dipterocarpaceae. Berbagai jenis rotan, liana dan Alang-alang dan semak-semak muda dari bekas peternakan. Hal ini menunjukkan keanekaragaman tumbuhan berkayu di daerah penelitian Ciri-ciri hutan sekunder lama. Hal ini dapat dilihat dari sudut pandang lain Gambar hutan dipterokarpa. Perbedaan wilayah Ini mempelajari jenis dan distribusi hasil Ini adalah hutan yang tidak dapat dipasarkan Itu diperoleh dengan mengukur menggunakan Parameter numerik. Hasil hutan yang tidak tersedia Pasar mempunyai keunikan tersendiri, Ini termasuk pohon, semak, Liana, pohon palem dan epifit. Itu menjadi tolak ukur. Kurang relevan jika terus berkembang Ingat, dominasi dan dominasi relatif Setiap spesies berasal dari suatu kelompok Tiada bandingan. Kelompok pohon Mereka berperilaku berbeda dari tanaman merambat. dan pohon palem.

Sesuai dengan kebutuhan tujuan penelitian, mis. Parameternya menggunakan 4 (empat) parameter Hal di atas sudah mampu membuktikan khasiatnya. Jenis hasil hutan yang tidak dipasarkan Di daerah penelitian. Hasil stok Jalur yang diamati ditunjukkan pada tabel 12 (dua belas) jenis fasilitas yang digunakan warga Publik. Ada berbagai tanaman di atas meja Jumlah, satuan dan penggunaan dicatat.

Pendekatan CVM untuk identifikasi kebutuhan Pembayaran (kesediaan membayar atau WTP) dari Sekelompok orang untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesediaan untuk menerima menerima atau WTA) dari kerusakan lingkungan. Penelitian untuk menghitung nilai ekonomis hasilnya Hutan yang tidak dapat dipasarkan digunakan Jajak pendapat langsung dilakukan di masyarakat. Jawaban dari anggota komunitas Hal ini diselidiki secara terpisah dengan bertanya Kesediaan untuk Membayar Bagi banyak orang selain hasil kehutanan Itu dapat dipasarkan dimanapun produk tersedia. Hal ini diyakini akan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Data WTP diperoleh dari tanggapan Responden diharapkan dapat menemukan Rata-rata nilai WTP dan total nilai WTP. Perhitungan Rata-rata WTP yang digunakan setiap individu didasarkan pada Dengan harga rata-rata dan memperhitungkan eksponen Jadi nilainya jauh dari rata-rata. WTP yang dihasilkan menentukan harga Berapa masyarakat mampu membayar barang dan jasa yang menggambarkan hasil hutan pertanyaan. WTP dalam konteks yang lebih luas Itu adalah nilai yang diberikan oleh masyarakat. Menikmati hasil dan jasa hutan Tidak dipasarkan.

KESIMPULAN

Dalam konteks kawasan hutan lindung seperti Tahura Sultan Adam, sebagian masyarakat menunjukkan kesediaan membayar untuk menjaga ketersediaan jenis hasil hutan yang tidak dapat dipasarkan. Meskipun tingkat kesediaan membayar bervariasi, mulai dari yang rendah hingga tinggi, hal ini mencerminkan diversitas pandangan dan kesiapan masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Namun, keberagaman ini juga mencerminkan kompleksitas dalam menilai nilai ekonomi hasil hutan yang tidak dapat dipasarkan. Dalam konteks ini, tingkat kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap pelestarian sumber daya alam tampaknya masih berkisar dan belum mencapai tingkat keseragaman yang diharapkan. Masyarakat perlu lebih diberdayakan dengan informasi yang lebih luas tentang pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ekosistem hutan.

Kondisi kawasan konservasi seperti Tahura Sultan Adam yang menghadapi ancaman serius dari aktivitas manusia, seperti penebangan, pertanian, dan pertambangan, menunjukkan bahwa perlunya upaya lebih besar dalam melibatkan masyarakat dalam pelestarian. Evaluasi ekonomi hasil hutan yang tidak dipasarkan dapat menjadi langkah positif untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat. Kesimpulannya, upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun