Mohon tunggu...
Mochammad Syihabbudin M.Pd
Mochammad Syihabbudin M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Founder: Ruang pendidikan

Menulis itu curhat paling total dalam sebuah perjalanan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fokus Hidup Itu Membuat Manusia Lebih Yakin dari Biasanya

1 Januari 2021   19:20 Diperbarui: 1 Januari 2021   19:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang sebuah kehidupan di masa ini, masa dimana aku dilahirkan sekitar 24 tahun yang lalu, kehidupan itu kadang menjadikan diri ini sebuah ironi akan ketidak pastian untuk menjalaninya , sebuah hal dalam goresan luka yang berbekas di dalam hati, jiwa dan psikologi. Catatan -- catatan itu yang mengantar aku berdiri tegap hari dengan begitu banyak hal yang menghiasi, catatan itu aku simpan di dalam sebuah ruang yang sepi tak terlihat oleh siapapun kecuali Allah dan diri sendiri.

Aku dilahirkan bukan untuk menceritakan kisah perjuangan yang menyedihkan, aku berada di sini itu untuk selalu memberi bahagia kepada diri sendiri, inovasi dan imajinasi sebagai pelopor bahwasanya aku telah belajar dari sebuah proses di dalam kehidupan. Kadang aku datang ke ruangan itu degan air mata karena begitu beratnya sebuah proses untuk menggapai puncak kejayaan, kadang aku juga menyesali kenapa aku mengumpulkan begitu banyak karya hidup diruang itu yang tidak berguna, bahkan aku juga pernah menyalahkan diri sendiri orang sekitar kenapa aku telat dalam memahami situasi masa itu.

Perjalanan ini aku anggap sebagai hal yang memang butuh kesalahan untuk belajar lebih dalam dari biasanya, kadang evaluasi itu akan sempurna ketika analisis  yang di buat refrensi adalah permasalahan yang kita alami di masa lalu. Analisis itu yang kita rasakan sendiri dengan melihat sudut pandang yang begitu banyak sehingga aku tersadar di usiaku hari ini bukan masanya untuk bermain- main. Dua puluh empat tahun hidup di dunia mengartikan diri ini sebagai alat agar aku bisa mempunyai jati diri yang kuat, evaluasi hidup yang kompleks dan sebuah karya yang dapat di banggakan.

Usiaku hari ini memang usia dimana sebagian manusia telah mendapatkan hal yang mereka inginkan, usia di mana produktivitas di setiap harinya harus ada, usia dimana aku harus mulai lebih menata jadwal dan aku yakin bahwasanya umur ini adalah umur yang paling produktif untuk berkarnya, berinovasi dan melakukan hal yang produktif sampai aku  menemukan arti dari sebuah passion yang  akan menghasilkan kebahagian di dalam keluarga, masyarakat dan bangsa ini.

Mungkin itu begitu berat, tapi aku yakin betul, aku hari ini diberi modal otak yang begitu banyak memori yang ada, aku hari ini diberi modal tubuh yang lengkap dan aku hari ini diberi modal motivasi yang luar biasa oleh Allah, itu adalah tanda bahwasanya aku telah di beri jalan untuk menggapai kesuksesan itu semua.

Sebuah kesuksesan itu harus mulai ditata dengan berbagai modal yang diberikan itu sampai akhirnya di usiaku hari ini harus bisa memilih mana yang lebih penting atau mana yang hanya membuang- buang waktu. Hal itu kadang yang membuat diri ini tidak sadar apa yang aku lakukan di setiap harinya, titik fokus yang tidak sempurna, keseharian yang tidak berpengaruh membuat diri ini semakin yakin akan kualitas hidup. Sejatinya semua orang di beri waktu yang sama diberi modal yang sama dan di beri otak yang sama.

Tapi semua orang tidak memiliki tujuan, mindsed hidup yang sama banyak orang yang setiap harinya sangat sibuk tapi kekurangan, banyak orang yang setiap harinya menganggur tapi banyak uang dan banyak juga yang hanya bisa makan hari ini dan besoknya memikirnkanya. Jenis manusia itu beragam pola hidup manusia juga beragam, tinggal bagaimana seorang itu mampu untuk menegement keuangan, mengatur hidup, dan menata untuk meraih sebuah tujuan hidup yang dapat melestarikan masyarakat sekitar sampai akhirnya tujuan itu tercapai dan dapat menginspirasi banyak orang.

Begitu luar biasanya cita -- cita yang ada di dalam diri ini, dan aku menyadari tidak ada yang instan di dalam sebuah pencapaian, gak ada yang langsung jadi, butuh perjuangan, butuh menangis dan butuh untuk bersandar ketika mau pingsan. Dalam artian kamampuan hidup itu bisa diraih, bisa di selesaikan dan bisa untuk di menegemendkan tetapi hal itu memang sekali lagi butuh proses, bagaimana anda bisa sabar, bisa terus melangkah tanpa harus berhenti dan kembali.

Capek itu adalah hal yang  biasa, berhenti sejenak untuk melangkah adalah cara terbaik untuk mengisi rasa capek itu, sampai pada akhirnya ketika capek itu sudah tidak kita rasakan, kita harus kembali untuk melangkah melanjutkan sebuah perjalanan yang harus di selesaikan sampai ke titik dimana kita niat di awal. Titik itu yang bernama titik kesuksesan, yang banyak manusia di luar sana mengimpikan titik itu, titik dimana kita dapat lebih banyak memberi manfaat kepada orang lain dan memberi tauladan kepada keluarga, saudara dan masyarakat bahawasanya anak petani pun bisa sukses, anak desa pun bisa sukses karena sejatinya kita sudah mempunyai modal yang luar biasa yang telah Allah kasih kepada setiap manusia untuk mencapai tujuan itu.

Karena pada dasarnya tidak ada manusia dimana pun yang bisa bertanggung jawab akan proses kita,  sampai akhirnya manusia itu bisa menikmati hasil bukan proses, itu sebabnya aku marah ketika malas- malasan, aku marah ketika menyimpang dari jadwal kehidupan yang aku tulis  dan marahnya itu bukan ke orang lain melainkan kediri sendiri agar kebiasaan malas yang di ciptakan oleh diri kita sendiri ini tidak mudah dilakukan oleh siapa pun yang  melihatnya.

Diri sendiri wajib untuk bertanggung jawab ketika capain itu tidak terlaksana dan diri sendiri harus rela untuk lebih capek dari biasanya karena hanya itu yang dapat merubah tatanan kehidupan keluarga agar aku menjadi anggota keluarga yang bisa disebut blioner pertama yang ada di jajaran nama di keluargaku hari ini. Sehingga dapat menginspirasi keluargaku yang lain dan orang sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun