Kamu pernah bermimpi? Lantas apakah mimpi itu terwujud? Apakah mimpi tersebut menggangu? Banyak kejadian dalam hidup ini yang akan tersimpan dalam otak kecil kita dan hal itu memicu sebuah kenangan, kenangan yang kadang menyenangkan atau kadang menakutkan. Tak jarang kenangan itu meninggalkan mozaik yang aneh. Mimpi yang muncul membuat mereka berpikir bagaimana merealisasikan mimpinya.
Setiap pemikiran kadang membutuhkan wadah yang mampu menerima kegilaan pemikiran yang muncul setiap saat. Mimpi--mimpi muncul setiap saat tanpa dapat dicegah, seperti halnya ide bagi penulis, beberapa mengatakan bahwa ide tulisan itu mencerminkan keegoisan. Penulis membutuhkan ruang pribadi untuk dirinya, untuk menyendiri dan mewujudkan mimpinya dalam tulisan. Aku sendiri menyebut ruang pribadi tersebut sebagai surga dunia atau surga kegilaan pribadi.
Meski para pemimpi atau pemikir mendamba sebuah kebebasan dalam dunia, namun banyak batasan diciptakan untuk mencegah mimpi atau pemikiran menabrak moral, adat budaya, agama, dan sebagainya. Batasan bisa juga sebagai tantangan, Thomas Alfa Edison pada jamannya dicap sebagai orang yang menentang agama atau menentang adat setempat waktu beliau menemukan lampu. Namun beliau dapat membuktikan bahwa apa yang diimpikan dan dipikirkan tidak keluar dari norma agama.
Pajak dan Mimpi
Revolusi hanya dimiliki oleh para pemimpi, demikian juga revolusi di dalam Direktorat Jenderal Pajak. Modernisasi di dalam Direktorat Jenderal Pajak juga di awali oleh mimpi untuk menciptakan kantor yang lebih baik, kelelahan akan tudingan yang terus minor ke kantor pajak membuat banyak orang bersemangat membuat rancangan kantor pelayanan pajak yang modern.
Tahun 2002 mulailah terbentuk kantor pajak yang modern, meski hanya dua kantor namun konsep yang dibuat sangat baik. Meski banyak yang menilai bahwa yang mereka lakukan adalah menentang kodrat, namun mimpi membuat Direktorat Jenderal Pajak yang lebih membuat mereka lebih terpacu dalam bekerja.
Pada saat itu pegawai pajak sadar bahwa mematikan mimpi untuk mewujudkan Direktorat Jenderal Pajak yang bersih hanya akan dikejar mimpi buruk tanpa ujung, akan selalu dihantui rasa bersalah. Oleh sebab itu, demi revolusi dari kegilaan pencarian kebenaran, Direktorat Jenderal Pajak mengusulkan modernisasi, dengan etika yang baru, dengan prosedur yang lebih baik, sistem yang terus diperbaharui dan imbalan yang sesuai.
Modernisasi Direktorat Jenderal Pajak ternyata membuka mata Kementerian Keuangan untuk juga memodernisasi direktorat yang lain, semua dilakukan demi kebaikan negara Indonesia.Â
Akhirnya mimpi para pejuang pajak kala itu terwujud, mulai 1 September 2008 seluruh kantor pajak menerapkan modernisasi. Meski badai masih menghantam tetapi layar sudah terlanjur berkembang, sehingga pantang untuk kembali mundur.
Ulang Tahun Pajak dan Citra
Kadang kita berdandan sebaik mungkin untuk meningkatkan citra, atau membuat orang berpandangan lain terhadap kita. Modernisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak setidaknya telah meningkatkan citra pajak di kalangan masyarakat. Namun setelah sebelas tahun modernisasi, peningkatan citra sudah harus ditinggalkan. Kita tidak perlu lagi mengejar citra, namun kita harus bisa mengubah cara pandang masyarakat terhadap Direktorat Jenderal Pajak.