Karena Kebutuhan Office Makin Tinggi
[caption caption="CEO Saraswanti Group YN Hari Hardono, Komisaris Saraswanti Group Annie Susilowati, Direktur Utama PT. AMG, A. Adhi Harsanto, Deputy CEO Saraswanti Group H. Yahya Taufik, Direktur Pengembangan PT. SAM Edi Premono "][/caption]Setelah sukses mengembangkan sejumlah pabrik pupuk di Indonesia, Saraswanti Group kini semakin serius menggarap pasar property di Indonesia. Yang terbaru, perusahaan yang rencana go public ini mengembangkan Office Tower AMG di Surabaya dengan investasi Rp 120 miliar.
CEO Saraswanti Group Hari Handono mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan commercial property di sejumlah kota besar di Indonesia. Sebab, ke depan kebutuhan property, baik untuk hunian maupun komersial akan semakin tinggi.
“Demand terus meningkat. Sementara tanah tidak bertambah. Sebab itu, kami akan terus mengembangkan project property ke depan,” ujar Hari Handono, usai topping off AMG Tower kemarin.
Dikatakan, saat ini pihaknya telah mengembangkan sejumlah project di Surabaya dan beberapa kota besar lainnya. Di Surabaya ada hotel Alana dan AMG Tower. Sementara di Jogjakarta ada Mataram City yang terdiri apartemen dan condotel. “Sekarang masih ada beberapa project lain yang sedang kami kembangkan,” tambahnya.
Menurut pria kalem ini, kebutuhan perkantoran di Surabaya ke depan akan semakin besar. Pasalnya, semakin banyak investor yang masuk kota pahlawan ini baik lokal maupun internasional. Selain itu, industri kreatif juga terus tumbuh, sehingga mereka juga memerlukan perkantoran yang reperesentatif.
Namun dia mengaku, office tidak harus di pusat kota. Apalagi, akses ke tengah kota semakin macet. Saat ini justru office yang ada di Central Business District (CBD) baru yang banyak diincar. Selain harganya relatif masih lebih murah juga aksesnya lebih mudah.
Dicontohkan, kawasan Jl. A. Yani Surabaya dulu tidak banyak investor yang tertarik. Namun saat ini justru investor mulai rebutan masuk ke sini. Sehingga dalam waktu singkat, akan banyak gedung bertingkat baik perkantoran, hotel maupun apartemen dibangun di kawasan ini.
“Sekarang, banyak yang melirik perkantoran di CBD baru. Sekarang tidak harus di pusat kota. Mana yang lebih efisien itu yang banyak dicari. Kami sendiri sudah membangun hotel Alana dan AMG Tower di kawasan A. Yani,” tuturnya.
Sementara itu, Moh. Djuni Duwijanto, portfolio manager real estate Collier Jardine Indonesia menambahkan, sebagaimana di Jakarta, di Surabaya perkantoran juga semakin menarik sebagai instrumen investasi yang menguntungkan. Sehingga pasarnya terus meningkat.
Selain dipakai sendiiri, juga bisa disewakan dengan harga sewa yang mahal dan terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, harga propertynya juga terus melambung. Sehingga capital gain nya juga cukup tinggi. Hal inii akan mempercepat BEP.
“Semua property akan menguntungkan termasuk perkantoran. Apalagi bila lokasinya strategis, maka capital gainnya akan semakin besar sehingga BEP-nya akan semakain cepat,” kata Moh. Djuni Duwijanto.
Direktur Ray White Suryadinata menambahkan, dia optimis AMG Tower akan direspon baik. Sebab lokasinya strategis, dekat akses Jalan Tol dan Bandara Juanda. AMG dibangun 23 lantai namun hanya 7 lantai yang dijual dengan harga Rp 24 juta per meter. Sisanya akan disewakan Rp 150 ribu per meter.
“AMG Tower akan mulai beroperasi April tahun depan. Tahun pertama okupansinya diharapkan mencapai 60 persen. Tahun kedua 70 persen. Setelah itu harus diatas 80 persen,” tandas Suryadinta.@
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H