Berbagai kasus pelanggaran dan kebocoran data pribadi masih terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan, perilaku orang yang suka mempublikasikan kegiatan di media sosial menambah lebih banyak dan lebih banyak kebocoran data pribadi. Kebocoran data pribadi sangat merugikan bagi masyarakat sebagai pemilik data karena kemungkinan akan disalahgunakan. Misalnya, berkat data pribadi ini, pencuri data dapat mengakses kontak telepon telepon untuk menawarkan produk tertentu. Lebih buruk lagi, pencuri data dapat mengakses rekening bank bank.
Jadi, apakah masih ada orang untuk privasi seseorang di dunia digital saat ini? Direktur Pelaksana Penerapan Teknologi Informasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi, Samuel Abrijani Pangerapan dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada keintiman di era digital. Dia menjelaskan ketika seseorang menerbitkan aktivitasnya secara otomatis pasti membentuk sebuah jejak digital mereka, sama disaat mereka (seseorang) melakukan aktivitas jual beli / bertransaksi online, maka datanya akan dipegang dan disimpan oleh Pihak Ketiga yang memang diberikan oelah masyarakat itu sendiri sebagai alih-alih kebutuhan masyarakat dalam menggunakan platform.Orang harus menjaga privasi data digital dengan melakukan beberapa pertimbangan dan butuh sebuah ketelitian sebelum membagi informasi kepada sebuah platform online, apakah media atau platform tersebut cukup kredibel untuk kita dapat memberikan data yang penting maupun informasi vital dan krusial. Media Sosial (MedSos) sekarang merupakan hal yang merayap menjelajah seluruh aktifitas seluruh umat manusia diseluruh penjuru dunia. Berbagai aplikasi dapat memiliki hal-hal didalamnya yang punya dampak negatif dan positif. Melalui media sosial juga, dunia terasa sangat mudah dijangkau dan informasi yang diinginkan dapat dengan cepat diperoleh. Namun, kemajuan teknologi dengan berbagai aplikasi membuat kejahatan selalu mengintai kapapun dan dimanapun saat ada pihak tidak bertanggungjawab menyalahgunakan informasi dan aktifitas yang kita berikan kepada media sosial.
Era revolusi industri generasi keempat atau dikenal sebagai ERA 4.0 ditandai dengan mengembangkan teknologi dan informasi cepat. Indonesia adalah salah satu negara yang memasuki era industri 4.0. Revolusi keempat dikembangkan dari Revolusi Ketiga, yaitu Revolusi Digital yang telah berlangsung selama beberapa dekade. ERA 4.0 ditandai dengan merger teknologi yang mengeluarkan batas antara ruang fisik, digital dan biologis. Penjelasan di sisi dapat dinyatakan bahwa Revolusi Industri memberikan kemudahan pada manusia, terutama perkembangan alami teknologi. Konsep era ini adalah otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa perlu tenaga kerja manusia dalam proses aplikasi. Kebanyakan masyarakat yang merupakan pengguna aplikasi tidak sadar jika data yang terkandung dalam MEDSOS dapat berbahaya jika mereka disalahgunakan, karena sudah keasikan dan bahagia dapat menjangkau dunia dengan mudahnya, dengan pilihan informasi apapun yang sangat beragam adanya, serasa tidak adapenghalang apapun untuk bisa menjelajah informasi apapun yang diinginkan pada saat itu juga. Hal ini tidak salah, tapi hanya harus sadar apapun yang kita lakukan dengan menyebar informasi entah itu benar, salah ataupun sebatas rumor akan memungkinkan persepsi berbeda antara penerima satu dan lainnya yang akan berpotensi menimbulkan hal yang tidak diinginkan karena ada sebab dan akibat.
Selain itu, akan lebih baik lagi bagi publik untuk lebih berhati-hati selama akses atau otorisasi sebuah aplikasi baik itu lewat website ataupun berbasis aplikasi mobile. Publik harusnya bisa menjadi sedikit lebih berhati-hati untuk memeriksa kebijakan privasi sebuah aplikasi, agar kita bisa tahu bahwa penggunaan dan peruntukan data kita digunakan sebagai apa dan bagaimana pengolahannya oleh pihak ketiga tersebut. Jika ada permintaan melampaui ketentuan fungsional utama, itu harus diantisipasi. Permintaan ini diduga sebagai tuntutan untuk akses berlebihan dan tidak mematuhi peraturan yang ada. Selain itu, permintaan mungkin merupakan aplikasi ilegal. Hampir menurut semua perusahaan berbasis teknologi entah itu sebagai layanan ataupun segala macam interaksi, setiap Gerakan kita semua di dunia maya atau dunia digital akan menjadikan makanan empuk bagi mereka. Berbagai kegiatan seperti melakukan klik, memberi komentar, dan tindakan yang masyarakat lakukan adalah sumber kehidupan dan penghasilan menarik bagi “mereka”. Dengan dalih untuk memikat seperti "bebas untuk digunakan siapapun" apa yang mereka sediakan membuat masyarakat terdistribusikan dan kecanduan. Bahkan, kegiatan klik, komentar pada suatu hal, dan kemudian melakukan kegiatan bagikan, mereka akan dapat menentukan pilihan hidup masyarakat tanpa memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk memilih. Disarankan untuk masyarakat mulai sekarang, meskipun sebagai pengguna, tetap harus melek teknologi dan tau teknologi apa yang sedang diapakai agar lebih aware terhadap situasi selalu.
Berkat Society 5.0, kecerdasan buatan akan mengubah jutaan data yang dikumpulkan melalui Internet di semua bidang kehidupan (Objek apapun yang ada pada internet) menjadi hal dan suatu objek dan informasi baru, yang akan didedikasikan untuk upaya peningkatan kapasitas pola hidup dan perkembangan pemikiran manusia dengan hal-hal yang bersifat otomatis. Peluang terbuka lebar untuk perkembangan kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia menjalani kehidupan yang lebih bermakna, kemudahan akses data dan informasi, untuk memulai peningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dan membuat orang yang benar-benar bisa menikmati hidup. Dalam teknologi era ini telah berkembang sangat luar biasa dan telah membuat modifikasi yang sangat drastis pada generasi milenium. Perubahan telah dimulai untuk merasa bersosialisasi, cara berkomunikasi, untuk mendapatkan informasi untuk berpikir dan tindakan terhadap masalah yang ditemui.
Lalu apakah solusi yang tepat dan apa yang bisa dilakukan sebagai masyarakat dan pengguna teknologi (end-user) Society 5.0, agar tidak terlalu termakan waktu dan euphoria pada dunia maya dan tetap eksis pada dunia nyata dan bersosialisasi dengan sesama manusia disekitar kita?
Mungkin berikut adalah kiat-kiat dan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari masalah di era digital.
- Kiat Pertama, maka kita harus dan perlu bertanggung jawab jika kita sedang membangun karakter dan sosok pada media digital juga saat menggunakannya. Biasakan untuk selalu meluangkan waktu kita semua untuk membaca "syarat dan ketentuan juga kebijakan privasi" yang akan ditampilkan dan berpikir dengan baik serta bijak juga akibat buruk untuk diri kita sendiri jika memberikan informasi tentang diri kita pada media digital tersebut.
- Kiat Kedua, selalu bijak dalam menentukan menekan tombol menyukai, membagikan adan juga aktivitas komentar agar semua aktivitas dan data tentang kita tidak selalu tertinggal jejaknya pada dunia maya. Selain itu, kita dapat menggunakan layanan yang membuat kita aman ketika terhubung ke dunia maya dengan koneksi yang baik dan situs yang baik.
- Kiat Ketiga, mulai luangkan dan perbanyak intensitas waktu dengan keluarga, teman, saudara dan diri sendiri agar tidak terlalu banyak membuang waktu pada gadget dan dunia maya. Dunia virtual akan membuat orang dengan opium dan sering menghabiskan waktu di dunia maya. Jadi, untuk mengurangi hal yang bias akita sebut kecanduan, mulailah meluangkan waktu untuk kita sendiri dan lingkungan terdekat.
Kesimpulannya, pengembangan teknologi terlalu lanjut akan membuat semua perilaku manusia akan dimonitor oleh teknologi. Ini tentu akan melanggar aturan kerahasiaan untuk semua orang. Selain itu, semua perilaku orang dapat dibatasi oleh teknologi yang masyarakat gunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H