Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peringatan Hari Lahir Pancasila di SMPN 52 Jakarta

1 Juni 2024   07:52 Diperbarui: 1 Juni 2024   07:53 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru-guru setelah upacara 

Beruntung kita punya Pancasila. 

Begitu banyak negara terpecah karena perbedaan.  Perbedaan benar-benar menjadi sebuah petaka. Karena perbedaan menjadi perselisihan dan perang.

Kalau ditanya jumlah pulau,  pasti ribuan.  Kalau ditanya tentang jumlah bahasa,  pasti ratusan. Kalau ditanya tentang jumlah suku,  pasti puluhan. 

Hampir tidak ada yang cuma 1. Agama d8 negeri ini juga beraneka macam. Apalagi jika ditambah dengan keyakinan keyakinan asli. 

Tentu beragaman yang tinggi di negeri sudah dipikirkan oleh para pendiri bangsa. Harus ada yang bisa menyatukan semua perbedaan.  Harus ada "kalimatun sawa".

Apa?

Tentunya, Pancasila.  Pancasila lah yang menjadi pemersatu dari setiap perbedaan.  Berbeda tapi dalam satu payung. Yaitu Pancasila.  Sebuah rumah bersama. 

Apakah Pancasila akan terus ada sejak kelahirannya di tanggal 1 Juni 1945? 

Nyatanya ada pemberontakan PKI.  Beberapa kali. Dan PKI jelas jelas ingin mengubur Pancasila.  Untung bangsa ini diselamatkan.  Walaupun harus membayar dengan pengorbanan yang tiada tara. 

Fundamentalisme agama berada di sisi lain. Jika komunisme ada di ekstrem kiri, maka Fundamentalisme agama ada di sebelah kanan. 

Hizbut Tahrir merupakan organisasi transnasional.  Organisasi ini juga berupaya keras untuk mengganti Pancasila.  Banyak sikap dan tindakan dari para pengikut organisasi terlarang ini yang mengarah pada tujuan akhir,  hilang lenyapnya Pancasila. 

Dan lebih menyayat hati,  adalah perilaku pejabat yang koruptif sambil menunjukkan bibir dower karena terlalu banyak bicara Pancasila.  Juga lembaga lembaga yang menusuk nurani kita karena keputusannya yang sangat mengiris keadilan.  Seperti yang terjadi di MK (Mahkamah Kakak) dan MA (Mahkamah Adik) baru baru ini.

Mau tak mau kita harus membumikan Pancasila.  Bukan menguburnya tapi membuatnya menjadi arah jalan. 

Siswa siswa SMPN 52 tentu diajak memahami semua itu. Mereka harus tahu bahwa Pancasila harus disyukuri sebagai rahmat Tuhan untuk bangsa ini. Jika dikufuri maka perpecahan ada di depan mata.

Selamat memperingati Hati Lahir Pancasila. Mari kita jaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun