Sukarno, Â Hatta, Â Syahrir dan para pendiri bangsa ini kuliah loh.Â
Memang anak muda yang kritis itu menjengkelkan. Tentunya, Â bagi pemerintah yang culas. Â Tentunya, Â bagi pemerintah yang suka menelikung konstitusi.Â
Lebih enak mengelola warga yang bodoh. Â Mudah dibohongi. Â Juga tidak bisa ngeyel. Â Tidak bisa kritis. Â Mudah ditakut takuti.Â
Akankah berjalan ke arah mana bangsa ini?
Tentu memilih membangun generasi muda yang kritis. Â Generasi muda yang berani bersikap berdasarkan ilmunya. Â Generasi muda yang tidak minder, Â meskipun kepada Elon Musk.Â
Generasi muda yang kritis tentu tidak lahir dengan sendirinya. Mereka perlu diberikan jalan untuk ke arah itu.
Sukarno, Â Hatta, Â dan Syahrir, Â untuk menyebut 3 nama paling populer, Â lahir dari pembacaan mereka Terhadap pergulatan pemikiran tokoh tokoh dunia. Â Mereka lahir dari kampus. Â Mereka lahir dari tempat penempaan bernama perguruan tinggi.Â
Seandainya mereka tidak kuliah, mustahil mereka bisa menerjunkan diri dalam sebuah pergulatan perjuangan. Kritis itu lahir dari pembacaan yang intensif.Â
Mereka bukan mesin yang dicetak sesuai kepentingan penjajah. Mereka memiliki kesadaran berbangsa yang lebih tinggi dari segala nya.
Lalu, menjadi naif, Â jika ada pejabat yang seharusnya berjuang mati matian agar pemuda pemuda kritis semakin membiak, Â justru berdalih kuliah hanyalah kebutuhan tersier.Â
Mereka melupakan bahwa para pendiri bangsa lahir dan dilahirkan di kampus kampus. Mereka mati rasa. Mati nurani.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H