Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenaikan Tarif KRL

2 Maret 2024   10:07 Diperbarui: 2 Maret 2024   10:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transportasi umum juga harus terjangkau.  Jika ongkos berangkat kerja dengan motor lebih besar ketimbang naik bus trans Jakarta,  LRT,  MRT,  atau KRL,  maka orang akan memilih  naik transportasi umum.  Akan tetapi,  jika biaya naik transportasi umum lebih besar dibandingkan dengan biaya bensin untuk motor,  maka akan sulit membuat Jakarta tidak macet. 

Untuk membuat ongkos transportasi murah berarti harus ada subsidi pemerintah.  Dan seharusnya memang demikian. Tanpa subsidi pemerintah,  kondisi transportasi umum bobrok karena tak mampu membiayai hidup dirinya sendiri. 

Persoalan subsidi ini yang kadang memprihatinkan. Pemerintah lebih senang memberikan subsidi pada kendaraan listrik daripada untuk transportasi umum. Sehingga Jakarta akan semakin macet oleh kendaraan listrik meskipun subsidi sudah jor joran digelontorkan. 

Kondisi transportasi umum juga harus nyaman.  Untuk membuat kondisi transportasi umum nyaman kan juga butuh dana. Inilah yang membuat dilema pengelolaan transportasi umum. Ingin menjadi nyaman tapi harus murah.  Sementara pemerintah seakan bersikap setengah hati. 

Di tengah kenaikan berbagai kebutuhan pokok, upaya penyesuaian tarif kereta adalah sebuah sikap tidak arif.  Bahkan dalam jangka panjang pun, ketika pengelolaan transportasi umum belum menjadi komitmen pemerintah,  akan terjadi kejadian berulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun