Bapak mengajakku ke sawah. Â Katanya ada yang ingin diceritakan. Â Tak mau ada orang lain tahu, sehingga aku diajaknya ke sawah.Â
"Sambil ngrokok aja," kata Bapak sambil menyodorkan bungkus rokok kepadaku.Â
Ternyata Bapak sudah tahu kalau selama ini aku merokok. Dan dia tak apa.
Aku dan Bapak duduk di dangau yang cukup bersih di sawah. Â
"Mulai besok, sebaiknya kamu tak pulang ke rumah lagi. "
Bapak mengambil nafas panjang. Â Seperti sedang melepas beban yang begitu berat.Â
"Kamu pasti bertanya kenapa tak boleh pulang lagi."
Gunung Slamet tampak perkasa jika dilihat dari dangau yang ada di sawah bapakku. Â Tak ada satu pohonpun yang menghalanginya.Â
Bapakku ada preman paling di takuti. Â Bukan hanya di kampung ku tapi di kampung kampung sekitar kampung ku. Â Ada yang bilang bapakku tak mempan dibacok. Â Ada yang bilang bapakku bisa terbang. Â Bahkan ada yang bilang bapakku bisa menghilang.Â
Pernah asa yang njajal ilmu bapak. Â Sepuluh pemuda di kampung sebelah dibikin kapok oleh bapak. Â Bukan satu per satu, Â mereka maju bersama sepuluh orang. Â Main keroyokan. Tapi tak ada lecet sedikit pun di tubuh bapak padahal sepuluh pemuda lawanya babak belur.Â