Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semoga Kebijakan Pendidikan Dikembalikan pada Ahlinya

27 November 2023   10:13 Diperbarui: 27 November 2023   10:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan bukan pekerjaan instan. Pendidikan memang harus berjangka panjang. 

Jika ingin melihat keberhasilan atau tidak,  maka tidak bisa sekarang dilihatnya.  Keberhasilan atau ketidakberhasilan  pendidikan era Mas Menteri,  baru akan terlihat 5 - 15 tahun mendatang. 

Akan tetapi,  kepentingan politik yang akan selalu bergulir dalam 5 tahun sekali,  menuntut pendidikan juga ditinjau ulang setiap 5 tahun sekali. Apalagi,  pendidikan selalu menjadi bidang yang seksi untuk dijadikan sebagai komoditas politik juga.

Akhirnya,  kepentingan 5 tahunan tersebut mengganggu pendidikan.  Segala nya menjadi terburu buru. Dan harus berhasil.  Sehingga  otak atik gatuk dilakukan untuk menghasilkan sebuah keberhasilan.  Keberhasilan yang pasti akan dikalkulasi sebagai kemenangan. 

Kita tahu betul bahwa di negeri ini ada sebuah ormas keagamaan yang sangat unggul dalam mengelola pendidikan.  Yaitu Muhammadiyah.  Bersama NU, Muhammadiyah adalah ormas yang telah menjaga negeri ini. Hanya saja,  Muhammadiyah memiliki kelebihan di bidang pendidikan modern.  Bahkan kampus Muhammadiyah ada yang berdiri di daerah yang mayoritas beragama non-Islam.  Petunjuk dari sikap Muhammadiyah yang sangat gigih melawan intoleransi.

Dulu, pernah ada saat ketika kementerian pendidikan didapuk dari organisasi paling tua ini. Wajar.  Karena  fakta di lapangan sudah menunjukkan keberhasilan yang tiada tandingnya. 

Mas Menteri sendiri  sudah berpamitan ketika  perayaan Hari Guru Nasional.   Kemungkinan dia akan digantikan oleh orang lain. 

Ada kekhawatiran akan keberlanjutan program dia seperti program guru penggerak dan organisasi penggerak, kurikulum Merdeka,  dan masih banyak lagi. Akankah program tersebut akan diteruskan oleh penggantinya nanti?

Kekhawatiran seperti itu seharusnya tidak boleh muncul jika ada kesinambungan kebijakan.  Kesinambungan yang tidak dipaksakan.  Akan tetapi sebuah kesinambungan yang  sudah digariskan sebagai kebijakan negara. 

Berbicara kesinambungan pendidikan,  akan lebih afdol jika dikembalikan pada ormas Muhammadiyah yang sudah teruji.  Tidak usah untuk  coba coba lagi.  Pertaruhanya terlalu mahal dan berbahaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun