Medical Check Up

Aku berangkat naik bus dari apartemen Grand Dika. Di situ ada bus yang langsung ke Balaikota. Tempat Medical Check Up  di klinik Balaikota. 

Pas sampai bus sudah penuh. Ternyata banyak juga orang Bekasi,  sekitaran Pondok Gede yang lebih suka baik bus dari Grand Dika.  Ada 2 jurusan yang saya lihat.  Satu kr Balaikota dan satunya lagi ke arah Blok M.

Karena baru pertama naik bus dari Grand Dika,  saya tanya pada calon penumpang di sebelah.

"Bapak bisa bayar dengan Qris,  Emony,  atau bisa juga chesh,  " jawab orang itu.

Karena gugup,  jadi ilang tuh aplikasi ovo.  Akhirnya,  bayar memakai uang tu.

Bus langsung masuk pintu tol JORR dan juga langsung dihadapkan dengan kemacetan.  Bahkan kemacetan semakin menjadi jadi di tol Jagorawi. 

"Alangkah menderitanya mereka yang harus tiap pagi melewati kemacetan ini," kataku dalam hati. 

Rasa syukurku membuncah karena tidak pernah harus menghadapi kemacetan seperti itu. 

Sampai keluar tol dalam kota di Komdak,  jalanan semakin sesak.  Penumpang bus mulai pada turun. 

Ada keakraban yang mengagumkan ketika para penumpang bus itu turun.  Semuanya,  ya semuanya,  mengucapkan terima kasih kepada supir bus.  Sepertinya mereka sudah akrab sekali.  Mungkin karena tiap pagi selalu bersama. 

Di Sudirman saya lihat jalur sepeda.  Bagus dan rapi. Tapi sayang saja, sepanjang perjalanan,  hanya ada satu pesepeda yang melewati jalur Bagus tersebut.  Salah perhitungan seperti nya.  Membangun infrastruktur tanpa membangun kultur.

Pukul 07.00 sampai di Monas, Irti.  Saya turun di situ.  Melihat Monas yang terkurung pagar.  Seperti makhluk besar yang kesepian.  Siapa dulu yang punya ide untuk  memagari Monas ya?

Sampai di tempat Medical Check Up  ternyata pegawai nya apel dulu.  Ya, sudah kutulis dulu di Kompasiana. 

Nantikan lanjutannya ya.