Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jangan Bebani Ganjar Sebagai Petugas Partai

11 Juni 2023   11:20 Diperbarui: 11 Juni 2023   16:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak protes muncul ketika presiden Jokowi disebut sebagai petugas partai oleh Bu Megawati. Kenapa bisa terjadi?

Seorang presiden, entah dia anggota partai atau ketua umum partai, harusnya sudah tak lagi berkaitan dengan partai. Partai terlalu kecil untuk dipakai seorang presiden.

Presiden adalah mereka yang sudah selesai dengan urusan kecil seperti partai politik. Karena seorang presiden sudah menjadi negarawan. Berpikir dan berpihak pada negara nya, untuk negaranya. Berarti, siapa pun yang tinggal sebagai warga negara harus diopeni.

Jika bicara presiden yang sudah selesai dengan partainya, saya selalu teringat pada suatu sosok negarawan BJ Habibie. Dalam kondisi sangat sulit sekali waktu beliau menjabat sebagai presiden. Akan tetapi, justru pada saat itulah beliau lepaskan Golkar. Habibie sudah terlalu besar untuk berdiri di bawah beringin.

Kita semua tahu keberhasilan Habibie membawa perahu besar bernama Indonesia ini mengarungi gelombang besar setelah reformasi. Negara ini masih tegak berdiri karena jasa seorang Habibie.

Tapi sayang, presiden berikutnya, seperti Megawati dan SBY justru terjebak dalam partai politik. Belum bergerak dari tempat mula berdirinya walaupun sudah berpuluh tahun.

Pantas warga negeri ini marah dan protes karena presiden yang seharusnya seorang negarawan kemudian dikerdilkan hanya menjadi seorang petugas partai. Jangankan bicara kenegarawanan, bicara tentang kemandirian pun terlalu dipaksakan.

Anehnya, kini Ganjar yang sudah pasti dicapreskan oleh PDIP dan didukung oleh PSI, Hanura, PPP juga masih dipaksa harus memahami dirinya sebagai petugas partai. Konotasi yang belum bisa diterima oleh begitu banyak orang.

Lalu orang pun akan melihat posisi Ganjar ketika tak berkutik menghadapi tantangan kedatangan tim sepakbola Israel.  Seakan peristiwa ini menjadi cobaan untuk melihat di mana Ganjar berdiri.

Dan ketika penolakan yang muncul, maka orang melihat bahwa ada yang belum berdiri tegak di sana. Masih berposisi sebagai petugas partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun