Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Presiden, Ganjar dan Anies Jadi Menterinya

8 Mei 2023   06:12 Diperbarui: 8 Mei 2023   06:26 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanda tanda kemenangan Prabowo semakin terlihat nyata jika kita lihat dan cermati survei yang menunjukkan tren kenaikan dukungan terhadapnya. Kemungkinan besar ini terjadi karena Prabowo mengambil jalan tengah.

Pendukung Ganjar masih terus berseteru dengan pendukung Anies. Pendukung Anies juga mati matian berseteru dengan pendukung Ganjar. Alias saling serang mematikan.

Mulai ada sih serangan malu malu dari pendukung Ganjar dan pendukung Anies terhadap Prabowo. Pendukung Anies yang dulu mendukung Prabowo masih setengah hati melontarkan serangan karena jejak digital bicara lain. Pendukung Ganjar juga malu malu menyerang Prabowo karena saat ini Prabowo berada dalam satu gerbong dengan Jokowi.

Pendukung Jokowi juga tidak semuanya ikut ke Ganjar. Selama ini belum terlihat profil Ganjar yang benar benar seperti Jokowi. Anggaplah dalam peristiwa tim sepakbola Israel.

Lalu, bagaimana jika Prabowo yang menang pilpres dan menjadi presiden berikutnya?

Sebaiknya Prabowo merangkul Anies dan Ganjar dalam kabinetnya. Untuk apa? Agar Indonesia tetap satu. Agar Indonesia tetap memiliki masa depan yang lebih baik. Agar pilpres terhenti hanya sampai hasil pilpres diumumkan.

Kebersamaan harus didahulukan. Bukan hanya dalam pidato tapi lebih utama pada praktik nya.

Pendukung calon juga mendapatkan pembelajaran bahwa pilpres bukan segalanya. Pilpres hanyalah sebuah peristiwa biasa. Peristiwa yang akan berulang setiap lima tahun sekali. Tak usah fanatik banget.

Mungkin kan hal seperti ini terjadi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun