Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buruh Tanpa Parpol, Masa Demo Mulu?

1 Mei 2023   15:03 Diperbarui: 1 Mei 2023   20:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak mungkin perjuangan buruh dilakukan di jalanan untuk selamanya. Selain, jalanan tidak efektif untuk sebuah tuntutan, sebaiknya buruh berpikir lebih ke depan.

Selama ini, tuntutan politik buruh dapat dikatakan dititipkan kepada partai politik yang yang ada. Belum ada kemauan besar untuk membentuk partai politik sendiri.

Oleh karena itu, wajar jika tuntutan buruh sering dinomor duakan oleh partai politik yang dititipi, bahkan kadang dinomor sembilan atau sepuluh kan. Kerugian yang sangat nyata bagi buruh yang nasibnya belum bergerak naik.

Sudah saatnya, buruh untuk memiliki partai politik sendiri. Perjuangan harus dipindahkan dari jalanan ke ruang ruang berpendingin udara di Senayan.

Kekuatan kaum buruh sendiri tidak usah diragukan. Dan sebarannya sudah ke semua pelosok. Perjuangan mereka juga harus nya sangat jelas.

Kekuatan organisasi buruh masih belum solid. Kadang terlihat justru kepentingan partai politik, bahkan kepentingan individu yang berkait dengan partai politik tertentu.

Mari duduk bersama. Atur siasat. Bentuk partai politik. Perjuangkan kawan kawan buruh yang masih hidup dalam garis kemiskinan.

Dengan partai politik, perjuangan lebih mudah dilakukan. Bukan hanya untuk sesaat tapi bisa untuk berpuluh tahun di masa depan.

Berpolitik bukan haram. Berpolitik adalah masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun