Akhirnya, liga 2 dan 3 dihentikan pelaksanaan nya (Kompas,Sabtu, 14 Januari 2023).Sebuah tragedi yang seharusnya disesali.Â
PSSI tidak pernah belajar. Sehingga peristiwa Kanjuruhan terjadi. Jika PSSI belajar dari apa yang sudah pernah terjadi, tak mungkin ada peristiwa Kanjuruhan.Â
Dampak dari Kanjuruhan sekarang dirasakan oleh Liga 2 dan 3. Padahal, semuanya harusnya berbenah diri.Â
PSSI selalu bermasalah, iya. Bahkan setiap pergantian pengurus pun selalu dilaluinya dengan ontran ontran. Jika organisasi yang dilarang diintervensi negara tapi dikelola model begitu, terus adakah harapan perbaikan.Â
Bagi para penggemar sepakbola, upaya apa pun tak akan berhasil jika tidak menyentuh persoalan di organisasi sepakbola tersebut. Â Jika organisasi sepakbola beres maka setengah persoalan sudah ditangani.Â
Berita terbaru PSSI adalah akan kembalinya mantan ketua PSSI untuk menduduki kursi yang sudah pernah lepas itu. Seakan belum rela kursi itu lepas.Â
Mungkin, yang paling rasional adalah membubarkan PSSI dan membentuk PSSI baru saja. Semua orang baru. Sehingga ada perubahan yang diharapkan.Â
Pengelolaan sepakbola jelas diperlukan profesionalitas. Jika kondisi seperti ini, Liga 2 dan 3 dihentikan. Maka yang muncul di kepala para pencinta sepakbola adalah pengelolaan yang tidak profesional.Â
Banyak yang harus diperbaiki. Jika berkaca pada peristiwa Kanjuruhan, maka kondisi lapangan yang harus segera diperbaiki. Standard lapangan sudah ada, tapi ketidakprofesionalan membuat semuanya digampangkan.Â
Pada saat terjadi tragedi, baru semuanya menggugat, semua saling menyalahkan. Tanpa ada satupun yang berani berdiri di depan sebagai orang yang bertanggung jawab.Â