Kamu gak takut kan?Â
Tentu saja sekarang aku tak takut lagi. Tidak seperti 5 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih SMP kelas 2.
Pada awalnya aku cuma iseng. Pengen jalan jalan sendiri. Lihat kebun jagung kan asik juga.Â
Aku pergi ke arah barat kampung. Kebetulan dari rumah Mbah emang ada jalan setapak ke arah barat dan timur. Aku ambil arah barat saja.Â
Namanya kampung, jalan setapak itu sepi. Tak aku jumpai siapa pun. Kecuali seorang anak kecil yang membawa ember berisi air.Â
Saat melihatku dia tersenyum. Aku balas senyuman nya. Dalam hati, paling juga tetangga Mbah.Â
Gak begitu lama, aku jumpai kuburan. Beberapa kuburan tak lagi bernisan. Beberapa kuburan malah sudah dipenuhi rumput.Â
Ada jalan setapak di tengah kuburan. Membelah kuburan. Jadi, orang yang jalan di jalan setapak itu kadang melewati kuburan orang.Â
Di ujung kuburan ada sungai kecil. Airnya bening banget. Ada ikan yang terlihat jelas tapi masih kecil kecil.Â
Dengan tangan aku mencoba menangkapnya tapi tak ada satu pun yang kudapatkan.Â
Lumayan capek juga menangkap ikan ikan itu. Ketika aku melihat ada gubuk, aku berjalan ke sana.Â
Ada dipan di gubuk itu. Bersih dipannya. Sehingga aku tiduran di atasnya. Angin sepoi sepoi membelai badanku.. Sehingga kantuk pun datang.Â
Ketika terbangun, aku langsung pulang. Tapi betapa kagetnya aku. Banyak orang orang di rumah Mbah. Bahkan kakakku menangis.Â
Saat aku datang, mereka menatapku dengan heran.Â
Kemana aja? Kenapa semalam tidak pulang?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H