Jangan diam saja seperti pematung yang kehilangan imajinasinya
Robek waktu dan telusuri detik demi detik alirannya
Pasti ada titik di mana kamu bisa berkata aku tak mungkin dua
Daun itu jatuh dan berbaring begitu damai di antara rumput kering dan isakan suaramu itu
Kaki melangkah bersama luka yang paling kamu suka
Lihat apa yang kami punya
Sepotong mata yang bersinar ungu
Dan wajah yang kian menyerah pada sore
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H