Barusan baca cuitan dari Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang dikenal juga sebagai tokoh dan penganjur moderasi dalam beragama. Tentu bukan sedang mengomentari kehidupan beragama agar jangan terlalu fanatik. Beragama cukup dengan moderat.Â
Bukan hanya dalam beragama, dalam Bersepakbola juga perlu moderasi. Moderasi Bersepakbola namanya. Jangan sepak bola diyakini secara fanatik. Bisa berbahaya juga.Â
Para pendukung fanatik Jerman langsung lunglai dan kehilangan hasrat nonton piala Dunia. Salah satunya anak lanangku. Uring uring-uringan gara gara Jerman yang selalu bekerja keras tapi harus pulang kampung paling duluan.Â
Saya hibur bahwa Jerman masih lebih baik dibanding Italia. Â Piala Dunia kali ini tak ada Italia ikut merumput. Ikut datang ke Qatar berarti prestasi tersendiri bagi Jerman.Â
Dan saya bilangin juga. Jangan fanatik dalam mendukung siapa pun dan apa pun. Fanatik itu pasti benih dari kekecewaan. Orang yang bunuh diri di Bandung juga orang kecewa karena fanatik tak jelas.Â
Sebentar lagi juga pilpres. Jangan sampai dukung calon mati matian. Seakan pendukung paslon lain sebagai musuh yang patut dimusnahkan tapi pada akhirnya dua paslon itu malah akur. Bermoderasilah dalam berpolitik.Â
Saya sendiri pendukung berat kesebelasan Inggris untuk Piala Dunia kali ini. Dan sampai detik ini, kesebelasan Inggris selalu tampil mengesankan.Â
Tapi saya tak fanatik. Saya menggemari dan mendukung kesebelasan Inggris dengan moderat. Jadi, jika nanti malam Inggris menang, saya bahagia. Jika kalah juga tetap bahagia.Â
Kok gitu?Â
Saya alihkan saja dukungan saya untuk Argentina. Bukan Brazil. Karena Brazil sudah keok. Argentina juga bagus kok. Layak didukung hingga final.Â
Mari mendukung kesebelasan sepak bola dengan moderat. Pasti hati tenang dan tentram.Â
Moderasi bukan dalam beragama. Karena moderasi adalah jiwa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI