Kamu harus pahami suamimu. Semua nya memang sedang susah. Usaha apa pun akan gagal. Bangkrut. Kamu juga ikut susah kan?Â
Dan ketika suamiku malam itu pulang. Tidak lagi seperti biasanya. Tak ada lagi senyum yang mengantarkan nya pulang.Â
"Kadang hanya mampir makan. Kemudian pergi lagi. Seperti orang yang sangat sibuk sekali, " ceritaku.Â
Tapi memang usahanya terus maju. Apa pun yang dijualnya selalu menemui pasar yang bergairah. Sehingga selalu mendapatkan untung besar.Â
"Kemudian kamu lahir. "
Mataku tak bisa lagi menyimpan dan menumpahkan air mata yang sudah cukup lama kusimpan.Â
"Aku sendiri tak tahu, kamu itu anak siapa? Karena malam itu dia tak seperti biasanya. Begitu kuat. Begitu bergairah. Sampai saya lunglai dibuatnya. "
Ya. Badannya memang badan suamiku. Tapi perasaan ku mengatakan jika ada jiwa lain dalam tubuhnya. Dan aku sulit mengerti.Â
"Jangan lagi kamu benci bapakmu. Biar dia pergi. "
Kata kata itu aku ambil dari kata kata yang diucapkan Mbah Surino. Waktu itu, kami berdua memang datang ke sebuah petilasan di sebuah hutan di Jawa Timur. Tak jauh dari daerah tempat kelahiran suamiku.Â
Bertemu dengan seorang juru kunci bernama Mbah Surino. Tanpa omong apa pun, Mbah Surino sudah tahu maksud kedatangan kami berdua.Â
Beban paling berat justru harus ditanggung kamu sebagai istri. Nanti akan datang banyak keanehan. Akan tiba-tiba berubah. Dan mungkin seakan tak dikenal.Â
Tapi kami harus tetap menerima nya sebagai suamimu. Layani dengan baik. Tak perlu bertanya apa apa. Semua ini pasti dilakukan untuk kamu juga.Â
Kamu harus pahami suamimu. Semuanya memang sedang susah. Usaha apa pun akan gagal. Bangkrut. Kamu juga ikut susah kan?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI