Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Mungkin Ada Gelaran Piala Dunia di Sini

21 November 2022   06:18 Diperbarui: 21 November 2022   07:19 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak bangga sebagai warga Qatar? Pastinya semua warga Qatar bangga di minggu minggu ini. Kenapa? Karena negaranya sedang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Mendadak tuan rumah? 

Tentu tidak. Keputusan tempat Piala Dunia 2022 di Qatar diputuskan dua belas tahun lalu., pada 2010. Bukan waktu yang singkat, karena Piala Dunia memang memerlukan persiapan yang panjang. 

Mungkinkah Indonesia mengadakan gelaran Piala Dunia? 

Jawaban nya sudah pasti: Tak mungkin. Kenapa tidak mungkin? 

Pertama, persiapan Piala Dunia memerlukan infrastruktur yang baik. Pembangunan tol yang sangat dibutuhkan saja, begitu banyak mulut mulut nyinyir yang mempersoalkan nya. Bagaimana bisa, kita yang lebih dulu bikin jalan tol tapi sekarang sudah kalah jauh panjang jalan tol yang kita miliki dibandingkan dengan negeri jiran Malaysia, misalnya. 

Kedua, waktu persiapan yang panjang. Anggap saja persiapan untuk Piala Dunia dua belas tahun, seperti yang sekarang dialami Qatar. Waktu dua belas tahun berarti melewati minimal dua presiden. Presiden pertama sepuluh tahun karena dua periode. Presiden kedua berarti dua tahun berikutnya. Itu baru persiapan setelah terpilih, bagaimana dengan persiapan untuk menjadi calon? 

Kita dapat melihat realitas politik di negeri ini. Ada perubahan yang hanya ego pemimpin brlaka. Warisan baik dari pemimpin sebelumnya belum tentu diteruskan. Sehingga akan muncul peristiwa mangkrak. 

Jika persiapan Piala Dunia melewati dua kepresidenan saja sudah pasti ribet. Presiden pertama, karena sudah tahu tidak akan menikmati hasilnya, akan bekerja setengah hati. Untuk apa menanam kalau yang panen orang lain? 

Ketiga, pembiayaan yang mahal. Sebagai negara menengah, kita belum memiliki daya dukung pendanaan yang mencukupi. Jika memaksakan Piala Dunia, bisa jadi banyak penduduk negeri ini yang mati kelaparan. 

Bermimpi menjadi tuan rumah Piala Dunia memang boleh boleh saja. Tapi persiapan selalu harus direncanakan dengan baik. Banyak hal harus diubah. Terutama mental kita sendiri. 

Semoga suatu saat kita bisa melihat si bundar merumput di stadion Gelora diperebutkan pemain pemain elite dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun