PDIP sudah mati matian menaikkan elektabilitas Puan agar bisa menjadi capres atau paling tidak cawapres. Demikian juga dengan Demokrat yang sudah mencoba beraneka jurus agar AHY tembus menjadi capres atau paling tidak cawapres.Â
Hanya saja, sampai saat ini masih jauh panggang dari api. Jangan kan untuk berebut popularitas dengan Ganjar, Prabowo, dan Anies, elektabilitas mereka berdua masih sangat jauh di papan bawah.Â
Sehingga mereka pun kemungkinan akan semakin berdiri pada realitas yang bisa dipungkiri.Â
Selama ini, nama Puan memang besar karena orang tua dan kakek nya. Seberapa pun Puan berbuat, bayang bayang orang tua dan kakeknya akan terus mengikutinya.Â
Orang akan selalu menganggap Puan belum bisa menjadi pemimpin negara. Karena selama ini juga belum bisa menunjukkan kelebihannya dalam memimpin.Â
Demikian juga dengan AHY. Bayang bayang SBY begitu lekat. Bahkan untuk menjadi ketua umum sebuah partai besar pun, AHY tidak perlu bekerja keras. Cukup menerima dari bapaknya.Â
Mereka berdua memang harus hidup dibawah bayang bayang orang tua mereka yang sudah berhasil melewati banyak cobaan dan halangan. Pada awalnya, Megawati juga diragukan. Orang menganggap bahwa Megawati bisa menjadi ketua umum PDI karena bapaknya.Â
Sejarah telah membuktikan keuletan Megawati melawan tirani orde Baru. Ternyata Megawati seorang politikus hebat. Orang tuanya hebat, tapi Mega menunjukkan kehebatan dirinya juga. Bukan persoalan mudah untuk melawan rezim Orde Baru pada saat mereka jaya.Â
SBY sendiri sudah mampu membuktikan kekuatan nya saat mampu membawa kemenangan dalam pilpres walaupun partai nya masih merupakan partai gurem. Walaupun dikeroyok oleh kekuatan besar dengan modal besar, SBY mampu keluar sebagai pemenang.Â
Puan dan AHY juga harus teruji dulu. Ujian tersebut akan meyakinkan orang bahwa mereka memang tidak hidup di bawah bayang bayang orang tua mereka. Mereka bisa menjadi pemimpin yang mandiri.Â