Pemilih Nasdem pada awalnya adalah mereka yang nasionalis. Nasdem seakan tak tertarik untuk ikut bermain di ceruk kanan.Â
Ceruk kanan selama ini lebih tertarik ke Gerindra, PKS, dan Demokrat. Karena ketiga partai itulah yang diidentikkan sebagai oposisi. Ketika ceruk kanan marah dengan sikap Jokowi, otomatis mereka lari ke oposisi. Tak ada Nasdem di oposisi.Â
Ketika Gerindra bergeser menjadi partai pendukung pemerintah. Menjadi bagian dari kabinet Jokowi, maka ceruk kanan tinggal dimiliki oleh PKS dan Demokrat.Â
Survei terbaru Kompas menunjukkan bahwa Demokrat dan PKS memiliki tambahan penggemar. Mereka itulah yang selama ini mendukung Gerindra dan kecewa terhadap sikap Gerindra.Â
Nasdem yang selama ini dikenal sebagai nasionalis, kini mendadak mencalonkan Anies. Kita semua tahu bahwa Anies sering direpresentasikan oleh kelompok kanan sebagai perwakilan dalam kontestasi pencapresan.Â
Tentu saja Nasdem akan merugi karena para nasionalis nya akan meninggalkan. Tapi, Nasdem tentu berharap untung jua. Untung nya dari mana?Â
Jika dari awal Nasdem sudah mencalonkan Anies maka wakilnya kemungkinan besar dari Demokrat atau PKS. Sudah terdengar ada nama AHY dari Demokrat dan Aher dari PKS.Â
Seandainya yang terpilih menjadi cawapres Anies adalah AHY, maka Demokrat akan kehilangan magnet Anies karena Anies akan lebih diidentikan dengan Nasdem. Pemilih Anies akan juga memilih Nasdem.Â
Sementara jika PKS tidak juga kadernya terpilih sebagai cawapres Anies maka PKS juga akan rugi karena kurang mendapat simpati pendukung Anies.Â
Jika demikian, maka Demokrat dan PKS sebaiknya tidak terlalu berlebihan dalam bergembira karena hasil survei Kompas. Bisa jadi survei berikutnya, mereka akan terperangah karena sebagian besar pendukung Anies berbelok ke Nasdem.Â