Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tetanggaku Suka Ngintip

18 Oktober 2022   07:57 Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:06 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa akan menjadi tetangga kita?  Tak pernah bisa memilih.  Tetangga adalah takdir yang harus diterima dengan pasrah.  Kalau mendapat tetangga yang baik, berarti lagi dapet takdir baik.  Kalau dapat tetangga rese, berarti kita sedang diuji.

Seperti anak sekolah saja.  Duduk dengan siapa dalam kelas, tak perlu dipikirkan, nikmati saja.  Kalau dapat teman sebangku yang baik, anggap saja kita sedang diuji dengan kesenangan.  Kalau dapat teman sebangku bawel, berarti kita sedang diuji dengan musibah.

Ada cerita tentang Imam Ahmad.  Beliau sudah kakek-kakek dan dipanggil syaih.  Suatu hari, Imam Ahmad dipanggil tetangganya, abak muda rese.  Ketika dipanggil Imam Ahmad mendatangi tetangganya itu.  Tapi, mendadak tetangga resenya itu mengatakan bahwa tak jadi deh.  Imam Ahmad pun kembali ke rumahnya.  Besok sorenya, tetangga Imam Ahmad tersebut memanggil lagi.  Dan Imam Ahmad juga mendatanginya lagi.  Ketika dipanggil pertama, Imam Ahmad datang dengan senyum.  Ketika panggilan kedua, Imam Ahmad juga mendatanginya lagi dengan senyum.  Tapi lagi-lagi si tetangga rese membatalkan lagi.

Besok sorenya, tetangga rese Imam Ahmad memanggil lagi.  Tetap dengan senyum Imam Ahmad mendatanginya.

"Syaih, kenapa setiap kali saya memanggil syaih selalu datang?" tanya tetangga rese.

"Karena Nabi Muhammad menyuruh begitu."

"Tapi saya kan tetangga rese?"

"Saya tak berurusan dengan Anda.  Karena disuruh Nabi agar kita menghormati tetangga, maka saya ikuti perintah itu."

Ya, sebuah ilmu yang sangat bermanfaat.  Tapi apa hubungannya dengan tetangga yang suka ngintip?

Idup kami memang di pinggiran kota. Di rumah-rumah kontrakan yang berderet.  Kamar mandinya hanya 2.  Jadi kami saling bergantian.  Ketika saya mandi, kata orang tetangga suka mengintipnya.  Dia memang duda.  Ngontrak sendirian.  Kadang saya takut juga.

"Kamu nulis ceritamu sendiri untuk Kompasiana?" kata temanku yang melihat aku sedang serius mengetik.

"Ini cerita tetanggaku."

"Lah, tetangga dari tetanggamu itu siapa?"

Aku cuma bisa nyengir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun