Walaupun Jakarta sudah macetnya parah, bahkan kadang sampai stagnan tanpa gerak, tapi keinginan punya mobil sendiri selalu menyelinap diam diam dalam hati.Â
Karena keinginan itu semakin membesar, maka dimulailah perhitungan demi perhitungan.Â
Jika menuruti nafsu, pasti pengen beli mobil baru. Apalagi jika dengan mobil baru bisa dapat keuntungan seperti servis gratis selama tiga tahun. Â Lumayan terhindar dari kantong bolong.Â
Bawa mobil baru juga tentu lebih memiliki gengsi tersendiri. Ketika lebaran, pulang kampung, pasti tak lekang tuh puja puji. Karena, mobil bagi para mudikers adalah lambang keberhasilan sebagai seorang perantau.Â
Akan tetapi, setiap bulan berarti harus menyiapkan cicilan. Kalau cuma cicilan mobil, mungkin tidak terlalu masalah. Akan tetapi, sebagai keluarga baru, tentu kebutuhan akan tempat tinggal juga tak bisa diabaikan begitu saja.Â
Rumah tinggal malah menjadi prioritas utama. Dan saya pun sebagai keluarga muda mengutamakan pembelian rumah tinggal.Â
Karena bukan anak konglomerat atau anak koruptor, maka saya pun harus menyisihkan gaji untuk mencicil rumah. Sebuah rumah mungil pun sudah dimiliki sejak muncul penduduk baru dunia membersamai kami.Â
Tak mungkin juga membeli mobil baru, walaupun untuk DP semakin kecil. Cicilan bulanan betul-betul akan memberatkan jika harus bersamaan dengan cicilan rumah.Â
Belum lagi susu juga harus dipikirkan. Si Makhluk baru juga perlu susu tambahan. Agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi.Â
Akhirnya, diputuskan untuk membeli mobil bekas. Tak apa. Yang penting persoalan keuangan tak muncul dalam kehidupan. Â Karena mobil bekas maka bisa dibeli kontan. Tak perlu ada anggaran bulanan untuk membayar cicilan.Â
Anak dapat susu, cicilan rumah terjangkau, mobil pun ada meski bekas.Â
Ketika cicilan rumah sudah selesai, barulah pikiran untuk membeli mobil baru hadir lagi. Alhamdulillah, setelah dihitung hitung bisa terpenuhi.Â
Begitulah.Â
Pada intinya, perhitungan keuangan harus benar benar cermat. Jangan sampai napsu membuat keuangan keluarga menjadi berantakan.Â
Baru atau bekas, bergantung keuangan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H