Untuk apa bikin partai politik baru, wong partai politik yang sudah ada saja bikin sumpek hati kita semua?Â
Tapi hasrat politik memang siapa bisa menahannya. Seolah-olah hanya dengan bikin partai politik, aspirasi politik kelompoknya akan dapat jalan keluar yang sangat lebar.Â
Setelah keluar dari PAN pasca Kongres PAN di Kendari, akhirnya Amin Rais yang merupakan tokoh pendiri PAN itu mendirikan partai baru. Partai yang diberi nama Partai Ummat itu dikomandoi oleh menantunya sendiri.Â
Din Syamsuddin yang selama ini sering terdengar bersuara keras dan berseberangan dengan pemerintah juga akhirnya mendirikan partai yang dinamai partai Pelita. Amin Rais dan Din Syamsuddin merupakan mantan pimpinan Muhammadiyah.Â
Seperti halnya PAN, sebuah partai yang pada awalnya lahir dari peristiwa Reformasi dan mengusung kebhinekaan, tapi pada akhirnya bertumpu pada warga Muhammadiyah, kedua partai baru di atas juga kemungkinan besar akan bertumpu pada warga Muhammadiyah.Â
Jika ditelisik, sebagian besar pengurus partai Ummat memang juga pernah berkibar di PAN. Sehingga, ada perebutan pemilih pada ceruk yang sama akan terjadi pada 2024.
Jika menghadapi partai Ummat saja, PAN kemungkinan akan mengalami kewalahan, maka berdirinya partai Pelita juga akan semakin membuat PAN galau. Kemungkinan besar, ceruk yang sama juga akan direbut oleh Pelita.Â
Hal serupa sebetulnya pernah dikeluhkan PKS setelah muncul Gelora yang juga dikomandoi oleh para pengurus PKS yang tergusur. Karena perebutan ceruk pemilih yang sama pasti akan merepotkan.Â
Apa yang dihadapi PAN jelas lebih berat dari apa yang dihadapi PKS. Kemungkinan lolosnya partai Ummat dan partai Pelita memang sangat kecil. Akan tetapi, gangguan mereka terhadap PAN akan berakibat cukup fatal.Â
Seandainya Ummat dan Pelita tak masuk Senayan, mungkin tak berarti apa-apa. Hanya saja, jika kehadiran dua partai baru itu kemudian membuat PAN juga terlempar dari Senayan, bagaimana nasib kelompok pemilih partai tersebut?Â
Semoga saja ini sebuah perjalanan alamiah menuju sistem kepartaian yang ideal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H