Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Ganjar Kesandung Wadas?

9 Februari 2022   07:01 Diperbarui: 11 Februari 2022   23:21 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan persoalan mudah untuk menuju istana. Dan Ganjar meniti jalan terjal itu. Jika kepeleset, maka Ganjar pun akan tinggal kenangan sebagai orang yang pernah berpotensi menjadi orang nomor satu di RI. 

Selama ini Ganjar memang selalu menduduki posisi atas pada setiap survei. Bahkan di alam nyata pun gerakan gerakan mendukung pencalonannya semakin hari semakin marak. 

Seperti pohon, dalam sebuah pepatah lama, semakin tinggi akan semakin kuat diterpa angin. Hanya pohon pohon yang memiliki akar menghujam ke dalam bumi yang akan mampu menahan terpaan angin. Sekuat apa pun terpaan tersebut. 

Jadi ingat cerita tentang Amirul Mukminin Umar Bin Khattab. Ketika Amru Bin Ash sebagai gubernur mesir ingin membuat masjid yang megah di Mesir, keinginan itu terbentur pada posisi tanah seorang Yahudi renta yang berada dalam maket perencanaan mesjid. Dengan cara yang halus tidak mempan. Yahudi renta itu bersikukuh pada tanah yang sudah didiami sejak lama itu. Sampai akhirnya dengan cara keras. 

Pada saat dilakukan dengan cara keras, Yahudi renta itu tak mampu melawan gubernur yang sedang berjaya. Maka satu satunya harapan Yahudi renta tersebut adalah pergi ke Madinah. Mengadukan persoalan dia kepada atasan gubernur yaitu Amirul Mukminin Umar bin Khattab. 

Setelah Umar mendengarkan cerita Yahudi tersebut, Umar mengambil tulang yang tergeletak di dekatnya. Umar membuat dua garis di atas tulang tersebut dengan pedangnya. Satu garis lurus dan satu garis melintang. 

Ketika tulang itu diberikan kepada Amru bin Ash sebagai gubernur Mesir, Amru bin Ash langsung membatalkan pembuatan masjid.  

Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah rakyatnya. Seperti masalah Yahudi renta yang mampu diselesaikan oleh Umar bin Khattab dengan begitu sederhana. 

Ganjar Pranowo disindir sebagai politikus media sosial. Karena srlama ini Ganjar memang sangat aktif mengelola media sosial nya. Sehingga Ganjar dikritik tidak mempunyai prestasi di dunia nyata. 

Wadas hanyalah sebuah desa yang cukup jauh dari Semarang. Tempat bersemayam Ganjar selama ini. Tapi, justru sering seseorang terantuk batu kecil sehingga jatuh tersungkur. Bukan oleh batu besar yang mudah dilihat dan dihindari nya. 

Gaung Wadas akan melampaui gaung E-KTP yang kabarnya sedang dipersiapkan sebagai amunisi untuk menghajar Ganjar.  Apalagi PBNU sudah mengeluarkan statment membela warga desa Wadas. 

Sementara Ganjar masih belum beraksi. Bahkan beberapa pernyataannya justru sama sekali tidak membela warganya. Beberapa pendukung fanatik Ganjar bahkan mencoba membuat narasi tandingan. 

Wadas memang hanya sebuah desa kecil. Akan tetapi, jika Ganjar tak mampu menyelesaikannya maka para simpatisannya akan berbalik arah karena merasa Ganjar telah gagal menjadi pemimpin. 

Akankah Ganjar kesandung Wadas? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun