Semuanya pasti mengenal sekolah. Karena, hampir semua sekolah memiliki sebuah tempat yang selalu menjadi favorit setiap siswa saat istirahat di setiap sekolah. Walaupun kadang cuma sebuah tempat di pojokan sekolah.Â
Kadang, walaupun di sebut kantin sekolah, tapi tidak ada hubungannya dengan sekolah sama sekali. Kantin berjalan dengan sendirinya dan apa adanya.Â
Di beberapa sekolah negeri, kantin biasanya dikelola oleh koperasi sekolah. Pengelola dalam hal ini memiliki banyak arti. Ada yang mengartikan bahwa kantin dibangun oleh koperasi, di awasi oleh koperasi, dan disewakan oleh koperasi. Ada yang mengartikan bahwa hanya untuk penyewa annya saja. Ada juga yang mengartikan sebagai bisnisnya koperasi sekolah.Â
Sehingga, perwujudan koperasi juga bermacam. Ada yang mentereng seperti restoran, ada yang ruangan nya asal saja, ada yang cuma numpang di emperan sekolah.Â
Selama ini, hampir dapat dikatakan, tak ada yang peduli dengan kondisi kantin sekolah. Mungkin hanya di kantin kantin sekolah swasta elite yang kantin dikelola dengan profesional. Kantin sekolah negeri hanyalah sebuah tempelan belaka.Â
Sehingga menjadi wajar jika apa yang terjadi di kantin tidak mencerminkan sebuah pembelajaran sama sekali. Aspek-aspek kesehatan benar-benar tak tercermin di banyak kantin sekolah.Â
Makanan yang dijual di kantin sekolah selalu saja makanan yang disukai anak anak. Setiap ada makanan yang digemari anak anak, akan selalu dapat dijumpai di kantin sekolah.Â
Aspek kesehatan sama sekali terabaikan. Sehingga wajar pula jika kantin sekolah menjadi sumber makanan tidak sehat. Padahal, di sisi lain, anak sekolah adalah periode paling membutuhkan gizi paling tinggi karena seorang manusia dalam pertumbuhannya yang paling aktif.Â
Sekolah sendiri sulit bersikap karena pengelolaan kantin ada di bawah koperasi sekolah. Dan koperasi sekolah sendiri kadang terlalu sibuk untuk meningkatkan SHU.Â
Bagaimana dengan dinas terkait?Â
Karena sekolah merupakan bagian dinas pendidikan, maka dinas kesehatan juga sering abai. Padahal, dinas pendidikan dapat berkontribusi dalam pengembangan kantin sekolah yang sehat.Â
Jika sekolah bisa menjalin kerjasama dengan dinas kesehatan, maka apa yang terjadi di dalam kantin sekolah akan menjadi sebuah pembelajaran kesehatan bagi anak anak sejak usia dini. Sehat juga persoalan sebuah asupan dalam tubuh. Bukan sekadar enak di lidah saja.Â
Pernah terdengar di Jakarta bahwa kantin sekolah akan diambil alih pengelolaan nya oleh dinas pendidikan. Isu tersebut langsung mendapatkan tantangan dari guru guru. Bukan karena tidak baik idenya. Tapi guru guru sendiri belum melihat rancangan pengelolaan yang bisa dipercayai. Karena, biasanya pengelolaan apa pun oleh birokrat akan mendekatkan pada sebuah kehancuran. Walaupun secara ide sangat baik.Â
Seharusnya, kantin sekolah memang tidak dikelola oleh koperasi sekolah yang selalu berupaya mendapatkan penghasilan sebanyak-banyaknya. Kantin sekolah akan lebih baik dikelola oleh sekolah sendiri.Â
Tak ada uang sewa menyewa. Siapa pun bb oleh berjualan di kantin sekolah berdasarkan tempat yang tersedia. Konsentrasi pengelolaan lebih pada bagaimana kantin sekolah mampu menyajikan makanan makanan sehat yang dibutuhkan untuk perkembangan para siswa.Â
Tentu saja, tempat kantin sekolah juga sudah diperhitungkan dari aspek kesehatan pula. Bukan disediakan tempat di pojok sekolah, kadang malah dekat wc pula.Â
Jika kantin sekolah sudah menjadi kantin sehat. Maka kita lebih berharap pada lahirnya generasi yang pintar juga sehat.Â
Semoga, ke depan nya pengelolaan kantin sekolah lebih profesional karena merupakan bagian dari pendidikan bidan kesehatan. Tak ada lagi keluhan ada seorang anak sakit sehabis makan di kantin sekolah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H