Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bapak-bapak Gila "Diganyang" Sri Mulyani

14 Desember 2021   18:07 Diperbarui: 14 Desember 2021   18:10 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani (Kompascom)

Kadang-kadang memang harus dihajar untuk bisa sadar. Mereka enak enakan di atas penderitaan orang. Bukan orang lain, tapi anak bini. 

Itulah laki-laki di dunia yang selalu berpihak kepadanya. 

Dan Sri Mulyani adalah perempuan hebat. Dia tak mau bapak bapak nglepas nglepus sambil ngebayangin surga dan bidadari nya. Padahal, anaknya mengalami stunting. 

Mulai memasuki tahun baru cukai rokok dinaikkan lagi. Dua belas persen. Biar kapok tuh para ahli hisap. 

Dan Sri Mulyani bilang bahwa pengeluaran keluarga miskin 24 persen untuk membeli beras. Dan ini menempati urutan pertama. Wajar. 

Tapi kita semua dibikin melongo karena posisi kedua diduduki oleh rokok. Konsumsi rokok sekitar 11 persen. Lebih tinggi dari pengeluaran untuk beli ayam atau telor atau tempe atau tahu atau sayur. Apalagi susu. 

Nggenesin kan? 

Tapi perokok itu bandel gak ketulungan. Mudah mudahan kenaikan cukai rokok mengerem para bapak tukang klepus untuk ngerem konsumsi rokok nya. 

Tapi, bagaimana kalau rokok tetap mengepul sementara untuk yang ngebul alias beras dikurangi? 

Ini bisa lebih gawat. 

Semoga para perokok itu sadar kalau dirinya miskin. Sedangkan orang yang punya pabrik rokok kayanya tidak ketulungan. Dan yang jelas, mereka yang punya pabrik rokok ternyata pada tidak merokok. 

Aduh. 

Semoga ganyangan Sri Mulyani tidak salah sasaran. 

Tidak merokok itu sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun