Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Juga Koruptor

9 Desember 2021   10:21 Diperbarui: 9 Desember 2021   10:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Canva. Com

Siapa sih yang tidak semangat untuk menghajar para koruptor? 

Hampir semua orang membenci koruptor. Tak ada yang bisa memahami jika ada koruptor senyam senyum saat ditangkap KPK. Bahkan, mungkin semua orang setuju jika koruptor diberi hukuman mati. 

Tapi, kalau dicermati, hampir semua orang juga diam diam mengagumi keberhasilan para koruptor. Terutama keberhasilan mereka hingga tidak ditangkap KPK. Berarti punya ilmu belut. 

Siapa yang tidak ngiler kalau lihat rumah para koruptor. Juga kendaraan mereka. Juga hura hura mereka. 

Koruptor berarti dibenci sekaligus dikagumi. Aneh tapi nyata. 

Koruptor itu sangat identik dengan orang lain. Awas koruptor, hati hati koruptor, ganyang koruptor. Semua itu selalu ditunjukkan pada orang lain. 

Padahal, kita sendiri juga koruptor lho. Sebagai guru, kadang saya juga korupsi waktu. Terutama waktu mengajar. Tidak pernah full dalam satu tahun. Selalu ada korupsi waktu di tengah tengahnya. 

Kadang-kadang juga menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan sendiri. Misalnya saja menggunakan wifi sekolah untuk nelpon selingkuhan. 

Ya, kita lupa untuk menghentikan sikap korup kita sendiri. Padahal, dunia ini akan semakin indah jika tidak ada yang korupsi, walaupun kecil kecilan. 

Apakah kita harus permisif pada koruptor karena kita juga koruptor? 

Tentu tidak. Kita harus selalu saling mengingatkan. Bahkan bukan hanya mengingatkan, tapi lebih jauh lagi tentunya mempersempit setiap peluang kemungkinan adanya korupsi. 

Rasa malu, sangat penting. Misalnya saja, ketika kita hendak mengambil sesuatu yang bukan haknya merasa malu bukan karena tak ada yang melihat. Juga rasa malu jika tertangkap karena korupsi. Keluarga besar seakan dilempari mukanya dengan kotoran. 

Mari kita meminimalisir sikap korup kita sendiri. Jangan terlalu sibuk dengan korupsi orang sambil melupakan dan memaafkan korupsi sendiri. 

Selamat Hari Antikorupsi Dunia. Semoga dunia semakin terjauhkan dari korupsi sehingga keadilan dan kesejahteraan dapat terlaksana. Semoga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun