Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mbah Minto Tidak Dipenjara, Malah Dapet Mobil Tesla

2 Desember 2021   06:16 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:48 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang Mbah Minto yang dituntut dua tahun penjara oleh jaksa sudah pasti membuat hati siapa pun akan merasa iba. Masa seorang penjaga kolam harus diam ketika ada maling datang di tengah buta malam? 

Tapi ini bukan cerita Mbah Minto yang ada di Demak, ini cerita tentang Mbah Minto yang ada di kampungku. Di sebuah kampung kecil di dekat Gunung Slamet yang sejuknya sering dianggap sebagai bocoran sorga. 

Di kampungku banyak orang kampung. Asli situ. Karena untuk masuk ke kampung ku memang tak ada pilihan lain kecuali jalan kaki sepanjang 6 kilometer dari jalan aspal. 

Rumah di kampungku juga rumah kayu  semua. Karena memang tak mampu beli semen. Untuk makan saja selalu apa adanya. Kadang tak ada apa apanya juga. 

"Sudah ngopi, Mbah? "

Pertanyaan itu sering terdengar ketika orang di kampungku melewati bangunan rumah gedung satu satunya di kampungku yang dijaga Mbah Minto. 

Orang kampungku tak ada yang kenal pemilik rumah gedung satu satunya di kampungku yang dijaga Mbah Minto tersebut. Bahkan beberapa anak kecil sering menganggap kalau rumah gedung itu milik Mbah Minto karena selalu melihat Mbah Minto di rumah itu setiap hari. 

Mbah Minto sudah lama sekali menjaga rumah itu. Mulai sejak rumah itu dibangun. Kata orang orang pemiliknya orang kota. Pejabat gede banget. Yang duitnya tak bisa dihitung pakai tangan sehingga membeli mesin penghitung uang. 

Tapi, selama saya nongol di bumi ini, tak pernah juga melihat orang kota itu datang untuk sekadar menengok rumah super duper bagusnya itu. Hingga saya kini tinggal di Jakarta sebagai salah satu penghuni kolong jembatan pun tak pernah dengar pemilil rumah itu. 

"Pak Minto dapat hadiah mobil tesla, " kata tetangga kampungku yang juga mengadu nasib di Jakarta ketika baru pulang kampung. 

"Masa? " 

"Iya. Semua orang pasti melihat mobil itu di garasi rumah gedung. "

"Bagaimana ceritanya? "

Suatu pagi Mbah Minto melihat Darjo Kunyuk, sengaja ditambah kunyuk di belakang Darjo karena untuk membedakan Darjo di kampungku yang hingga kini ada 5 orang, terlihat masuk ke rumah gedung sambil mengendap ngendap. 

Mbah Minto pasti curiga melihat kelakuan Darjo Kunyuk tersebut. Mbah Minto yang rajin solat malam itu mengintip dari lantai dua rumah gedung. 

"Masuk, Jo, " kata Mbah Minto mempersilahkan Darjo Kunyuk masuk. 

Ceritanya Mbah Minto sudah turun ke bawah melihat kelakuan Darjo Kunyuk. Mbah Minto membukakan pintu pada saat yang sama ketika Darjo hendak mencongkel kunci pintu itu. 

Dan Mbah Minto mengajak masuk Darjo Kunyuk. Setelah dibikinin kopi untuk berdua. Mbah Minto pun mempersilahkan Darjo Kunyuk untuk mengambil barang yang diperlukan nya. Tanpa harus maling segala, kata Mbah Minto. 

Darjo Kunyuk kaget sekaligus senang. Niatnya datang akan mencuri, tetapi malah dapat kopi dan disuruh memilih barang yang disukai. 

Darjo Kunyuk memilih televisi 52 inc yang harganya lumayan.  Darjo Kunyuk pun pulang ke rumahnya dengan bersenandung lagu Kopi Dangdut. 

Orang orang sekampung tentu pada heran. Malam berikutnya, ada 5 orang yang mencoba nasin mengikuti Darjo Kunyuk mencuci di rumah gedung yang dijaga Mbah Minto. 

Dan kelima orang itupun disambut kopi hangat penuh aroma oleh Mbah Minto. Mereka bersenda gurau di rumah gedung itu sebelum akhirnya pulang dengan membawa aneka barang yang disukainya. 

Berita tersebut langsung tersebar ke mana-mana. Pada awalnya memang cuma berita dari mulut ke mulut. Akan tetapi, ketika ada yang mulai menjadikannya sebagai konten Tik Tok, semuanya menjadi viral. 

Dan berita viral itu sampailah ke pemilik rumah gedung yang dijaga Mbah Minto. Pemilik rumah gedung itu bangga dengan sikap Mbah Minto yang selalu memuliakan maling. Selama ini, maling selalu dihinakan di mana pun. Bukan cuma dicacimaki, kadang malah harus siap dibakar hidup-hidup. 

Mbah Minto telah melakukan tindakan revolusioner. Maka, pemilik rumah gedung yang ternyata menjabat sebagai ketua umum Asosiasi maling sedunia bangga tidak ketulungan. 

Mbah Minto dikirimi hadiah mobil tesla terbaru karena pemilik rumah gedung terharu. Tak ada tindakan revolusioner se revolusioner tindakan Mbah Minto. 

Itulah cerita dari tetanggaku. Dan aku pun ngantuk, aku matikan saja televisi yang masih memberitakan tentang Mbah Minto yang dituntut penjara itu. Berita itu seperti sedang terjadi di sebuah negeri dongeng saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun