Hampir mirip dengan bapaknya yang berhasil dalam dunia perdukunan. Dia juga berhasil, bahkan lebih berhasil dari bapaknya. Hanya saja, dalam hal negatif.Â
Dia buka layanan santet, pesugihan, dan untuk para politisi yang berebut kursi. Sehingga tidak terlalu dekat dengan warga kampung.Â
Kata kakakku, tamu dia semuanya dari kota. Tak ada yang jalan kaki semuanya naik mobil. Dan bukan mobil sejuta umat, tentunya.Â
"Duduk. Mau ngopi? "
Aku hanya mengangguk. Karena saat hendak duduk, aku melihat sebuah foto yang sangat aku kenali wajahnya.Â
"Kok ada foto istriku di sini? "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H