Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Aku Jerawatan

17 Oktober 2021   17:30 Diperbarui: 17 Oktober 2021   17:38 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi masih begitu perawan ketika jagoanku ngebangunin aku dengan sikap yang penuh kecemasan. 

Ya, dia baru masuk SMA.  Lima belas tahun usianya. Selama ini ceria belaka. Walaupun belajar dari kamarnya, saya dengar teriakan teriakan ketika bermain game bersama teman-teman nya. 

"Ada apa, De? "

"Ada jerawat. "

"Mana? "

"Inih."

Dan mukanya begitu sedih. Bukan hanya sedih tapi sudah cenderung cemas. Wajahnya menjadi begitu kusut masai. 

Wkwkwk

"Kok ketawa, Yah? "

"Itu hal biasa, De. "

"Tapi pas dijidat. Kelihatan banget. "

Aku pun bangun. Terus aku jelasin. Gak pake panjang lebar. Tahu sendiri kan kalo jaman gini gak mau lama dengerin ocehan ortu. 

"Terus gimana, Yah? "

"Kamu browsing saja di google obat jerawat paling ampuh. "

"Bisa langsung sembuh? "

"Belum tentu. "

"Maksudnya? "

"Hati kamu harus tentram. Tidak boleh cemas. Pasti cepat kabur tuh jerawat. "

Dan anakku langsung browsing. Sepertinya ketemu obatnya. Terus dipesan. 

"Malah nambah, Yah, " kata anakku tiga hari kemudian. 

"Mungkin anaknya di dalem banyak, " candaku. 

"Terus? "

"Laki laki sejati tidak pernah takut jerawat. Karena laki laki sejati punya kepercayaan diri tinggi, " kataku menirukan gaya Bung Karno. 

Dan ternyata anakku percaya. Mulai saat itu, dia cuek aja setiap kali di mukanya muncul tamu tak diundang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun