Gagal utak atik amandemen, tidak membuat upaya memperpanjang kekuasaan Jokowi surut. Mereka masih terus berupaya memperpanjang kepentingan dirinya melalui perpanjangan kekuasaan Jokowi.Â
Tak elok rasanya jika masa kekuasaan presiden diamandemen menjadi 3 periode hanya demi nafsu segelintir orang belaka. Maka, penentangnya semakin solid agar jangan sampai terjadi.Â
Hanya saja, percobaan itu dilakukan melalui jalur lain. Alasan covid dipergunakan untuk memperpanjang kekuasaan Jokowi tanpa harus melalui pemilu.Â
Ya, Pemilu akan diutak atik waktunya sehingga menjadi mundur. Bukankah sikap demikian juga tak elok?Â
Kita semua harus menentangnya. Pemilu harus tetap dilakukan sesuai jadwal. Tak ada kata dimundurkan. Apalagi dengan sebab yang dibikin bikin belaka.Â
Setelah sepuluh tahun Jokowi berkuasa, memang banyak juga yang menumpang hidup di dalamnya. Bahkan mulai menggurita.Â
Pergantian presiden jelas akan menggangu kepentingan mereka. Ibarat sejarah, kita kita sudah mengalami dua kali. Soekarno yang kelamaan duduk di kursi itu berakibat pada tak jalannya pembangunan negeri. Demikian juga dengan Soeharto yang terpaksa harus dimundurkan karena sudah terlalu otoriter.Â
Lahirnya pembatasan masa kekuasaan presiden memang untuk mengindari pengulangan sejarah kelam. Tapi, terlalu banyak nafsu yang enggan belajar.Â
Pembatasan masa kekuasaan presiden akan membawa perubahan yang berkesinambungan. Tak ada lagi yg menegang kekuasaan terlalu lama.Â
Apakah akan ada upaya lain setelah gagal memperpanjang kekuasaan Jokowi setelah tak bisa mengundurkan waktu pemilu?Â
Semoga semua warga negeri ini menyadari arti kekuasaan yang terlalu lama. Justru seorang presiden seperti nya cukup diberikan kesempatan sekali saja perode kedua cenderung lebih buruk dari periode pertama.Â
Camkan!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI